"Saya sih melihatnya fenomena, unpredictable enggak bisa ditebak," kata Faank ketika berbincang dengan Medcom.id, di Mal Artha Gading, Jakarta Utara, Kamis 12 Maret 2020.
Dia mengenang bagaimana penonton ramai-ramai berkaraoke menyanyikan lagu-lagu Wali secara fasih di agenda festival musik tahunan itu. Bahkan penonton tak beranjak meski jarum jam menunjukkan waktu dini hari.
"Yang saya aneh itu, kami manggung sekitar jam 01.00 WIB atau 01.30 WIB. Tapi penonton enggak bergerak dari lapangan. Ini yang membuat saya, kok bisa mereka begininya mengapresiasi Wali," kenang dia.
Tak hanya Wali, para penonton juga menyanyikan lagu-lagu dari band beraliran Melayu lainnya macam Setia Band, serta Andika Mahesa, eks vokalis grup Kangen Band. Faank, menyebut fenomena ini merupakan cara masyarakat mengapresiasi musik.
"Enggak tahu ya, tapi menurut saya, ini cara mereka mengapresiasi musiknya seperti itu. Seperti lagu-lagu Didi Kempot, satu hal yang bikin hebatnya itu lagu berbahasa Jawa, tapi boomingnya luar biasa. Padahal enggak semua orang Indonesia tahu bahasa Jawa," papar dia
Lebih lanjut, Faank mengapresiasi bagaimana masyarakat saat ini sudah mulai menghargai semua jenis musik tanpa terkotak-kotak. Dia ingin fenomena tersebut terus berlanjut termasuk fenomena berkaraoke.
"Ini konsep baru dan luar biasa. Ternyata seru. Mudah-mudahan konsep ini bisa juga terus istikamah. Synchronize jadi tempat orang untuk mencari hiburan yang nyaman," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News