Alexa, band pop rock yang beranggotakan Fajar Arifan, Satrio dan Aqi Singgih, memiliki siasat tersendiri menyikapi pembajakan. Dengan siasat tersebut, nyatanya Alexa tetap eksis hingga saat ini.
"Dari awal 2012 sampe 2014 kami pasang album kami di website secara gratis. Yang namanya musik itu enggak pernah mati. Dari kita lahir sampai mati, apapun agamanya. Gimana caranya kita pintar-pintar berenang di ombak saja," ujar Satrio kepada Metrotvnews.com saat ditemui di Hardrock Cafe Jakarta, Senin (2/6/2014).
Dengan membagikan lagu secara gratis, Alexa mengubah sudut pandang bahwa para musisi dituntut menjadi lebih kreatif dan mampu menyesuaikan zaman. Metode ini praktis membuat band yang terbentuk pada 2008 itu tidak memiliki penghasilan dari penjualan musik secara fisik.
"Penghasilan kami murni dari manggung dan sponsor. RBT (Ring Back Tone) kemarin juga kami bagi-bagi. Kami anggap bonus. Soalnya, kalau kita mikirin ini-itu (pembajakan) nggak bakalan habis," tambah mantan gitaris Maliq & D'Essentials itu.
Meski dituntut harus putar otak untuk memasarkan musiknya, Alexa enggan menjadikan penjualan merchandise sebagai salah satu basis bisnis utamanya. "Sebagi pemusik kan yang dijual musik. Gue enggak mau dan enggak terlatih untuk dagang kaus dan merchandise. Gue yang lurus-lurus aja deh," imbuh Satrio.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News