Candra Darusman, musisi sekaligus Ketua Federasi Serikat Musisi Indonesia (FESMI) ikut menjadi narasumber dalam webinar Asosiasi Bela Hak Cipta. Dia menuturkan, falsafah atau gagasan hak cipta dapat dipandang sebagai keseimbangan antara individu yakni pencipta, pemilik master rekaman, dan kepentingan umum. Namun, hal itu tidak bersifat mutlak.
"Monopoli dalam hak cipta itu tidak bersifat absolut, tidak bersifat mutlak 100 persen, ada pengecualian, pembatasan yang perlu dan memang tertera dalam Undang Undang untuk kepentingan umum jangan sampai diabaikan," kata Candra Darusman, Jumat, 28 Agustus 2020.
Aspek hukum perihal Hak Cipta tertuang dalam Undang Undang No. 28 Tahun 2014. Perihal hak cipta dalam cover lagu, Candra Darusman menilai ada berbagai aspek yang perlu diperhatikan selain aspek hukum, seperti teknologi dan model bisnis yang berputar di dunia digital.
YouTube kini bisa diakses semua lapisan masyarakat dengan mudah. Oleh sebab itu, perlu juga penuturan sederhana dan penjelasan yang mudah dimengerti, tanpa mengucilkan aspek hukum.
"Kita harus memberikan penjelasan bertahap atau bertingkat, sebab ada saja orang yang secara pure (murni) dia membuat cover, upload, untuk kesenangan keluarga, pesta perwakinan tanpa disosialisasikan," kata Candra.
"Jangan sampai apa yang kita sampaikan ini membunuh kreativitas, sebab Undang Undang Hak Cipta keseimbangan antara kebebasan berkreasi dengan tidak melanggar kepentingan individu," lanjutnya.
Perbincangan hak cipta di YouTube disebut tidak hanya di Indonesia tetapi di tingkat internasional. Candra Darusman memahami hal tersebut karena dia sebagai seniman pernah memimpin World Intellectual Property Organization (WIPO) atau Organisasi Hak atas Kekayaan Intelektual Dunia di Jenewa, Swiss. Sehingga dia dekat dengan isu internasional.
"Saya bicara untuk melihat secara keseluruhan jangan sampai juga kita overrius, istilahnya menggunakan senjata terlalu kuat, hukum pidana terlalu kuat, sehingga mematikan kreativitas masyarakat," jelas Candra Darusman.
Dalam rekam jejak sebagai musisi, Candra Darusman menjadi penggagas Jazz Goes to Campus di Universitas Indonesia pada 1977. Semasa muda, Candra Darusman sempat aktif bermain musik bersama Chaseiro dan Karimata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News