Tetapi mereka yang disebut legenda tidak lahir begitu saja. Di dunia musik Indonesia, nama Nike Ardilla layak disebut legenda. Pengaruhnya masih terasa hingga saat ini, 20 tahun pascakematiannya.
Nike Ardilla tenar di usia yang masih sangat muda. Di usia 13 tahun, dia telah masuk dapur rekaman. Nike mulai dikenal karena sering menjadi penyanyi pembuka dalam konser Nicky Astria.
Nike mencuri perhatian publik karena lagunya yang melankolis dan berparas cantik. Tapi hal itu tidak sekejap membuatnya jadi salah satu legenda musik negeri ini.
"Nike Ardila itu meledak karena dua hal. Pertama, karena lagunya yang digemari. Kedua, karena kematiannya yang tragis. Di mana-mana penyanyi atau sosok yang sedang di puncak (popularitas) dan menemui kematian yang tragis, cenderung dikenal dan menjadi legenda," jelas pengamat musik Denny MR saat dihubungi Metrotvnews.com, Kamis (19/3/2015).
Jika di Indonesia ada Nike Ardilla, maka penyanyi luar negeri yang masuk jajaran legenda adalah Marilyn Monroe, Jimi Hendrix, Jim Morrison, dan Kurt Cobain.
"Mereka meninggal saat di puncak popularitas," ucap Denny kepada Metrotvnews.com.
Selain itu, sebagai sosok publik figur Nike memiliki konsistensi yang tinggi. Hal itu membuat determinasi dirinya semakin tinggi di dunia musik.
"Secara musikal, lagu-lagu Nike tidak terlalu berbeda dari lagu-lagu yang dilahirkan Deddy Dores untuk penyanyi lain. Yang membedakan Nike dengan penyanyi seangkatannya adalah dia konsisten di lagu sentimentil. Kalau yang lain mencoba masuk ke wilayah rock," terang Denny.
Penggemar yang berhasil dihimpun Nike pun dari berbagai latar belakang. Nike bukan eksklusif milik segelintir penikmat musik dari satu kalangan saja. Musik pop yang diusungnya plus lirik asmara, sukses menyihir siapa saja. Bahkan, penggemar dari negeri tetangga.
"Lagu pop, kan mudah diterima di telinga. Itu senjatanya Nike. Dia diterima di kalangan secara luas dari akar rumput sampai kalangan menengah atas," cetus Denny.
Segala yang ada pada diri Nike, menurut Denny, sebagai sebuah paket utuh dan tidak terbantahkan untuk menjadikannya idola yang fenomenal.
"Saya melihat ada kesatuan secara fisik dengan lagu-lagu yang dinyanyikan. Satu nafas, sehingga karya-karya dia kuat," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News