Untuk sebuah album, 28 track terbilang banyak. Hindia sendiri merasa jumlah itu mewakili keresahan-keresahan yang ingin disampaikannya.
"Saya enggak menyangka bakal bikin album kedua, sebenarnya. Karena saya enggak ingin album Hindia banyak-banyak! Kalau album Hindia ada lagi, berarti persoalannya belum kelar."
"Terus saya kaji ulang, ternyata masih banyak akarnya. Saya merasakan apa yang dirasakan di album pertama karena keluarga dan lingkungan saya. itu yang saya omongkan di album kedua," kata Hindia.
Beberapa masalah yang menjadi fokus Hindia dalam untuk disuarakan melalui album ini adalah teknologi, inflasi, oligarki, dan krisis iklim.
Pembagian album ini menjadi dua bagian memiliki alasan substansial. Bagian pertama menurut Hindia adalah reaksi spontan dirinya atas persoalan-persoalan yang ada, sedangkan bagian kedua adalah hasil pengendapan dari persoalan-persoalan itu.
Hindia melibatkan beberapa nama dalam proses penggarapan album ini, Enrico Octaviano dan Kareem Soenharjo sebagai produser, juga beberapa musisi lain yang terlibat dalam proses rekaman, yaitu Petra Sihombing, Iga Massardi, Vega Antares, Rayhan Noor, Tuan Tigabelas, dan Matter Mos. Album ini juga memiliki segmen "Wawancara Liar" yang melibatkan Iyas Lawrence dan Kristo Immanuel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
