Lelang lukisan karya pelukis asal Bali, Yogyakarta, Solo dan Surabaya ini digelar oleh United in Diversity Foundation (UID) bekerjasama dengan Yayasan Bunga Bali, dan Sanggar Ring Luwur Akasa. Hasil lelang disalurkan kepada pahlawan olahraga dan seni yang pernah mengharumkan nama Indonesia tapi kondisinya saat ini sedang kesulitan finansial.
"Kita dengar mereka tak beruntung di usia tuanya. Ada yang kesulitan berobat, masuk rumah sakit nggak bisa keluar, bahkan ada yang nggak bisa masuk rumah sakit karena BPJS-nya nggak berlaku. Semoga hasil lelang dapat membawa perubahan nyata bagi kehidupan mereka," kata Tantowi Yahya selaku Presiden UID.
Tantowi Yahya mengajak sang adik, Helmy Yahya yang sudah biasa memandu acara lelang. Tantowi bersyukur acara yang digagas bersama sejumlah rekannya mendapat dukungan dari tiga kementrian yakni, Kemenpora, Kemendikbudristek, dan Kemenparekraf
Acara amal yang dipandu Helmy Yahya sebagai juru lelang, mendapat apresiasi serta dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (KEMENDIKBUDRISTEK), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
"Kami akan serahkan dana kepada salah satu yayasan yang akan mengelola dana itu untuk menyerahkan kepada para penerima manfaat," katanya.
baca juga: Mendiang Nanie Darham Minta Dijemput Suami Sebelum Wafat |
Dalam pelelangan yang digelar semalam, berhasil mengumpulkan donasi Rp5,2 miliar hasil dari 22 lukisan. Tantowi menjamin jumlah ini bakal bertambah karena dia mengundang sejumlah filantropis dan dermawan lain yang siap mendonasikan harta mereka.
"Karena ini ada juga lelang amal secara online, jadi tidak berhenti malam ini, tapi akan berlangsung hingga 31 Desember 2023. Dengan demikian uang yang akan kita dapatkan belum bisa kita putuskan. Dana keseluruhan akan kita ketahui tanggal 31 Desember," katanya.
Sejumlah penerima manfaat yang akan menerima bantuan Mardi Lestari (pelari), Sukardi (penyanyi keroncong), Putu Wijaya (budayawan sastra Indonesia), H. Ukat (penyanyi dangdut Indonesia), dan lainnya. Salah satu kisah menyentuh datang dari mantan pesepakbola Budiono Sutikno yang pernah membela tim nasional dan PSIS Semarang.
"Dia tinggal di sebuah rumah petak di Semarang, dalam keadaan yang bisa disebut hampir tidak berdaya. Tidak ada keluarga, tidak ada income, dan sakit-sakitan," kata Tantowi.
Musisi senior Candra Darusman mengapresiasi acara lelang amal ini. Dia mewakili musisi berharap para musisi senior yang bernasib kurang beruntung di hari tuanya bisa mendapatkan manfaat dari acara amal ini.
"Ini upaya yang perlu kita dukung, jumlah teman-teman yang belum diberi perhatian itu banyak sekali ya. Ini memang belum menyentuh semuanya tapi kata kuncinya adalah kemanusiaan," ujar Candra Darusman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News