Foto: Su:m / lazerhorse.org
Foto: Su:m / lazerhorse.org

Duo Asal Korea Jajal Iringi Tembang Macapat Jawa

Agustinus Shindu Alpito • 12 Juni 2015 20:45
medcom.id, Probolinggo: Nama Su:m memang asing di telingga penggemar musik jazz Indonesia. Tetapi, penampilan mereka patut disimak. Berkolaborasi dengan Jay & Gatra Wardaya di hari pertama festival musik Jazz Gunung, Su:m yang terdiri dari duo asal Korea Selatan mencoba mengiringi tembang Jawa.
 
Su:m terdiri dari Jiha Park yang memainkan multi instrument, mulai instrumen dari bambu bernama piri, alat tiup bernama saenghwang hingga alat musik yanggeum. Sedangkan rekan Park, Jungmin Seo bertugas memainkan alat musik petik serupa sitar bernama gayageum.
 
"Kami Su:m, kami musisi yang membawakan instrumen tradisional Korea. Kami membuat komposisi dari lagu-lagu tradisional Korea yang dibawakan dengan beda," kata Park memperkenalkan kelompoknya, saat di atas panggung.

Permainan musik Su:m terdengar melodius, suara petikan dari gayageum sangat tipikal dengan musik-musik Asia Timur.
 
Su:m tidak serta-merta membawakan lagu tradisional Korea begitu saja. Mereka justru mengeliminasi syair dan mengganti dengan senandung yang terdengar sendu.
 
Menariknya, di penghujung penampilannya, Jay & Gatra Wardana mengajak Su:m untuk melakukan kolaborasi spontan. Mereka seolah ingin membuktikan bahwa musik adalah bahasa universal yang mengesampingkan batasan-batasan yang ada.
 
Sebelum menutup penampilan, lagi-lagi kolaborasi lintas negara ini mengemas musik secara kontemporer dan menabrak pakem-pakem yang ada. Gabuh, lagu penutup dengan lirik Jawa dibawakan dengan nuansa melodius gaya Korea dari Su:m plus aransemen Sumatera yang sangat ritmis.
 
"Saya menulis macapat, sebuah satire keindahan alam samudra biru dan hijaunya bukit yang sekarang semua hanya di khayalan karena kita semakin jauh dari tempat seperti itu. Ini eksplorasi saya membuat tembang macapat, karena selama ini macapat berisi tentang nasihat. Tapi sekarang saya membuat sindiran tentang apa yang terjadi. dengan Jay menghadirkan nuansa Minangkabau, lalu ada sentuhan Korea," ujar Paksi, yang duduk sebagai penembang dalam kolaborasi ini.
 
Su:m yang tampil harmonis mengiringi tembang Jawa mengaku tidak menemui kesulitan berarti dalam menyesuaikan musiknya.
 
"Sebelum kami ke sini saya khawatir bagaimana kolaborasinya. Setelah main, sangat menarik. Sesungguhnya kami lebih saling melengkapi," kata Park kepada Metrotvnews.com.
 
Proyek musik lintas negara ini bermula dari Jay, saksofonis asal Yogyakarta yang melakukan residensi ke Korea untuk mendalami musik tradisional di sana, pada 2014. Park merupakan guru Jay dalam belajar alat musik piri. Keduanya lantas menggagas sebuah kolaborasi lintas tradisi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AWP)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan