Kini, Pee Wee Gaskins yang sebelumnya dikenal sebagai grup musik independen berada di bawah naungan Universal Music Indonesia. Jika badai haters mereka mampu lewati dengan baik, tantangan baru Pee Wee kini Gaskins berbeda lagi.
"Tantangan terbesar sekarang soal apresiasi. Gue bukan mau bilang kalau gue sudah benar juga. Tapi kalau lo ingin musisi terus berkarya, biarkan kami hidup (dengan dibeli karya musiknya)," ujar Sansan, vokalis Pee Wee Gaskins, saat ditemui di Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (10/3/2016).
Menurut Sansan, album format fisik tidak hanya penting bagi musisi. Tetapi juga bagi penikmat musik.
"Kenapa musisi masih mau rilis album? Buat kami album seperti anak dan gue pribadi merasa album fisik itu memorabilia, sehingga anak gue yang masih kecil sebelas tahun lagi bisa buka-buka koleksi album gue," katanya.
Pee Wee Gaskins memiliki strategi tersendiri untuk mengedukasi penggemarnya, Dorks, agar memiliki mental apresiasi yang positif. Selalu membeli karya musik secara legal.
"Gue edukasi ke Dorks langsung, tiap kami main di luar kota kami ajak mereka nongkrong bareng di hotel tempat kami menginap. Kami bilang kalau mau Pee Wee Gaskins tetap ada tolong support beli album kami. Ini efektif karena mereka menyampaikan pesan ke teman-teman Dorks lain. Sampai sekarang album rilis pasti Twitter Pee Wee Gaskins dan akun Twitter pribadi anak-anak dibanjiri foto dorks pegang album Pee Wee," terangnya.
Saat ini, Pee Wee Gaskins dikenal sebagai grup musik dengan basis masa yang besar. Hal itu dapat dilihat dari jumlah pengikut mereka di media sosial.
Di Facebook, akun Pee Wee Gaskins mampu mengumpulkan 2,7 juta likes. Sementara itu, pengikut Pee Wee Gaskins di Twitter mencapai angka lebih dari setengah juta pengikut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
