Mengambil tempat di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Silampukau memenuhi janji menjadi penampil dalam seri pertunjukan Bermain di Cikini.
Tidak ada yang spesial dari paras dan gaya busana Eki Tresnowening dan Kharis Junandharu, dua sosok di balik Silampukau. Daya pikat mereka murni dari lirik-lirik yang dihasilkan dalam kemasan musik yang sederhana apa adanya.
Di tengah kemajuan teknologi yang membuat musik kian rumit dengan segala bebunyian yang futuristik, Silampukau hadir dengan konsep minimalis dan lirik realistis.
Membicarakan apa saja, mulai dari prostitusi kelas bawah, arak beras, anggur merah, himpitan utang para pekerja kota, realitas palsu televisi yang begitu memesona, juga sepakbola kampung yang digelar di tempat sekadarnya.
Kehadiran Silampukau dengan segala kesederhanaan itu justru dirindukan masyarakat kota. Meski sudut pandang mereka sebagai masyarakat kota Surabaya, nyatanya tetap relevan dikaitkan dengan kehidupan kota besar seperti Jakarta.
Memulai penampilan pukul 20.15 WIB, Silampukau menghantarkan 16 lagu. Jika pada penampilan reguler mereka cukup tampil berdua, maka dalam konser ini formasi mereka diperkuat beberapa instrumen pemanis. Seperti trumpet, cello, violin, dan keyboard.
Pada konser ini, Silampukau membawakan lagu dari album mini Sementara Ini plus album penuh Dosa, Kota, & Kenangan, dan lagu baru.
Konser berstatus sold-out ticket ini berlangsung layaknya pesta para masyarakat urban, yang entah dengan cara apa menyikapi kehidupan kota yang kian kejam. Hingga pada akhirnya musik mampu menyelematkan lewat renungan-renungan, juga umpatan dalam lagu.
Dalam singel Lagu Rantau (Sambat Omah), misalnya. Penonton terdengar menghayati lirik dengan menyanyikannya secara jelas dan lantang.
"Waktu memang jahanam, kota kelewat kejam, dan pekerjaan menyita harapan // Hari-hari berulang, diriku kian hilang. Himpitan hutang. Tagihan awal bulan," ujar para penonton menyanyikan Lagu Rantau (Sambat Omah), beradu vokal dengan Eki dan Kharis.
Saat membawakan singel baru Aduh, Abang Sayang, yang bernuansa dangdut, Silampukau mendapat kehormatan berkolaborasi dengan Harri Muke Kapur dari Orkes Moral Pengantar Minum Racun yang bermain gendang.
"Kami bermain folk dan agak berdosa secara struktural kalau tidak bermain dangdut," kata Kharis, mengawali lagu.
Konser Silampukau dalam seri Bermain di Cikini digelar dua kali. Pagelaran kedua dihelat pada hari ini, Kamis (31/3/2016), pukul 20.00 WIB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News