Bublé adalah bahan perbincangan, bagi mereka yang memiliki apresiasi yang cukup untuk memahami dan menghargai musik populer yang baik dan bagaimana bernyanyi dengan baik.
Membandingkan Bublé dengan Frank Sinatra menjadi suatu hal yang tak terelakkan, terutama karena Bublé telah 'meminjam' beberapa lagu andalan Sinatra, "Come Fly With Me" misalnya. Beberapa kritikus musik telah mengatakan bahwa Bublé adalah 'The New Sinatra' di zaman modern ini, dan dalam beberapa hal mereka benar.
Bublé dan Sinatra memang sama-sama telah menarik jutaan penggemar di seluruh dunia, tetapi semangat dan fanatisme yang mendorong Sinatra menjadi idola internasional sejak 1941 sampai 1949, tentu tak mungkin terjadi lagi.
Penikmat musik umumnya berpikir bahwa Bublé telah setara dengan Sinatra, baik dalam vokal maupun gaya. Tapi bila ditelaah lebih dalam integritas musiknya, tentu akan menemukan perbedaan di antara mereka.
Bublé punya bakat besar dalam memilih nada dan mendekorasi frasa, yang jelas dipengaruhi oleh penyanyi pop modern. Dia bisa menari di sekitar garis melodi yang asli dengan penuh fleksibilitas, walau hanya dalam frasa singkat.
Tentu saja ini bukan improvisasi vokal seperti jazz master Ella Fitzgerald, Mel Tormé atau Jon Hendricks. Dan jenis dekorasi frasa tentu bukan hal yang baru, bagi kebanyakan penyanyi klasik di era musik Baroque pada abad ke-17 dan ke-18.
Dekorasi seperti ini hanyalah sebuah kecakapan dalam sebuah seni pertunjukan, tidak peduli seberapa hebat hal itu dilakukan. Seperti anak kecil di atas sepeda yang mengatakan, "Lihat Ma, aku lepas tangan!"
Bublé memiliki kecenderungan untuk berlebihan, dan ini sering tidak sesuai dengan musikalitas atau suasana hati yang dimaksudkan dari lagu tersebut.

foto: Michael Bublé / altorrego.com
Sinatra tidak pernah melakukan semua itu. Bahkan seandainya dia menyadari apa yang dilakukan penyanyi pop dengan teknik itu, dia tidak akan pernah mencoba untuk menirunya. Sinatra adalah pelopor yang menetapkan standar baru untuk musik populer Amerika.
Seorang pelopor memulai dengan apa yang telah dilakukan orang lain sebelum dia, dibangun di atas itu, dan menetapkan arah yang unik dan eksperimental.
Sinatra di era 40-an bukanlah Sinatra tahun 50-an dan 60-an, karena ia telah berkembang dalam rentang waktu sepuluh tahun. Sinatra menjadi semakin matang.
Sinatra tak pernah menghitung frasa atau trik apapun untuk menciptakan sebuah efek. Bending phrase atau sesekali mengganti nada benar-benar dilakukan Sinatra secara natural.
Ketika dia bernyanyi, itu berasal dari hatinya, pencurahan spontan suara vokal dari pengalaman hidupnya sendiri yang membingkai kata-kata dan musik, dengan cara yang belum pernah terdengar sebelumnya dan belum ada lagi yang dapat melakukannya, meskipun banyak penyanyi mencoba melakukannya.
Mekanisme vokal dan kualitas suara yang dimiliki seseorang sebagian besar tergantung dari bakat yang dibawanya sejak lahir. Memang mungkin untuk mempelajari bagaimana bernyanyi dengan baik melalui penggunaan yang tepat dari diafragma untuk mengontrol napas, dan orang bisa menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan seorang guru vokal untuk secara bertahap membangun suara yang ingin dicapai.
Tapi soal karakter suara, sebagian besar adalah sesuatu yang diwarisi. Bublé memiliki suara yang besar, kuat, fleksibel dan punya jangkauan yang luas dalam berbagai dinamika dan pitch. Suaranya memang sedikit lebih keras, sangat terlihat ketika ia bernyanyi lembut. Sinatra memiliki suara yang lebih halus, apakah ia bernyanyi lembut atau keras dan melonjak tinggi, dan tentu saja ini menambah kenikmatan tersendiri dalam mendengarkan lagu-lagu Sinatra.
Sinatra adalah seorang pria yang penuh konflik dengan dirinya sendiri. Dia adalah seorang pria hidung belang, peminum, perokok, yang kadang berkelahi. Ia mencintai dengan penuh semangat dan gagal dengan membawa kehancuran. Ia tidak pernah bisa berdamai dengan dirinya sendiri.
Sinatra adalah pria sembrono, kehadirannya yang selalu riang ditampilkannya sebagai topeng untuk menyembunyikan ketakutannya, rasa bersalah dan rasa tidak nyaman. Satu-satunya saat kita bisa melihat sosok Sinatra yang sesungguhnya adalah ketika ia bernyanyi.
.jpg)
foto: Frank Sinatra / youtube
Dalam lagunya, Sinatra mengungkapkan kegembiraan, kebahagiaan, kesepian dan keputusasaan yang telah membentuk kehidupan dan musiknya dengan cara yang belum pernah dilakukan penyanyi sebelumnya. Dan ketulusannya dalam bernyanyi adalah tak tertandingi.
Ia tidak hanya percaya pada kata-kata dalam syair lagunya, ia 'membelai' mereka, dan mungkin dengan cara ini ia menemukan cara untuk lepas dari siksaan hidupnya.
Ada banyak vokalis pria yang hebat, yang dapat menyanyikan lagu dengan baik - Bing Crosby, Vic Damone, Dick Haymes, Sammy Davis Jr., Andy Williams, Harry Connick Jr. Dan Michael Bublé ada di antara mereka.
Tapi tidak satu pun dari mereka yang mampu menyelami lirik lagu dan musik seperti yang dilakukan oleh Frank Sinatra.
Dalam album seperti "For Only the Lonely" di lagu, "Close to You", patah hati yang dialami Sinatra terus terasa dari awal sampai akhir, baik di lagu maupun di keseluruhan album.
Namun begitu mendengarkan "Swing Easy" dan "Songs for Swingin’ Lovers", single seperti "I’ve Got the World on a String" atau "Come Fly With Me", maka akan terpancar kebahagiaan dan kegembiraan Sinatra yang menulari Anda hingga Anda tidak bisa menahan senyum.
Semua musik yang dinyanyikan Bublé, dia hanya menjadi dirinya sendiri. Bublé memang berusaha untuk mengesankan dan mempesona dengan kepiawaiannya, dan dia melakukannya dengan baik.
Tapi yang dilakukannya belum sampai membuat tenggorokan Anda tercekat ingin ikut bernyanyi atau bergegas bangun dari tempat duduk Anda seperti saat mendengar rekaman lagu-lagu Frank Sinatra.
Bublé belum membangun personanya sendiri melalui musik, dan itu mungkin butuh waktu bertahun-tahun, bahkan jika ia memiliki kemampuan untuk tetap eksis. Sejauh ini dia mencoba untuk meng-cover semua genre musik populer, untuk menunjukkan dia bisa melakukannya, tetapi ia belum muncul sebagai Michael Bublé.
Kita semua harus bersyukur bahwa Bublé masih ada, kita masih bisa menikmati musik ballads dan swing yang fresh dengan iringan orkestra yang besar.
.jpg)
foto: Frank Sinatra / fanpop.com
Hanya saja, bayang-bayang Frank Sinatra masih terlalu besar untuk ditutupi. Konduktor legendaris, Herbert Von Karajan pernah ditanya dalam wawancara dengan BBC, siapa yang dianggapnya penyanyi terhebat di dunia, tanpa ragu sedikit pun ia menjawab Frank Sinatra.
Ketika Sinatra menerima Kennedy Center Honors Award pada tahun 1983, Presiden Ronald Reagan mengatakan, "Seni adalah bayangan manusia, dan Frank Sinatra telah menghabiskan hidupnya untuk menciptakan bayangan yang megah dan kuat."
Setiap penyanyi ballads dan swing pria setelah Frank Sinatra, termasuk Michael Bublé, akan selalu berada dalam bayang-bayang itu. Tidak akan pernah ada Sinatra yang lain. (Harry Currie / Audiophilia).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id