"Pada saat ini di Indonesia tidak ada (korona). Jadi pintu utamanya bukan kami. Pintu utamanya adalah pada saat dia masuk ke Indonesia. Tanggungjawabnya ada di situ, bukan di area JIExpo karena kami bukan kapasitasnya untuk melakukan itu. Cuma yang bisa kita sarankan tetap sama karena menurut informasinya kalau kita dehidrasi lebih mudah tertular," ujar Dewi Gontha, President Director Java Festival Production di Jakarta Pusat, Rabu, 26 Februari 2020.
Pada beberapa titik akan disediakan hand sanitizer. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi wabah korona di Java Jazz Festival.
"(Hand sanitizer) di tempat-tempat tertentu kayak merchandise booth, info booth, itu ada beberapa. Sejujurnya kami tidak punya memang alatnya untuk dia bisa ada stand di mana-mana. Jadi tempat-tempat yang bisa kita taruh, kita taruh. Kita saran lagi teman-teman bawa sterilizer," kata Dewi.
Kabar mewabahnya virus korona dari Wuhan diakui tak memengaruhi jumlah pengunjung tahun ini. Dewi Gontha pun berharap setidaknya pengunjung tahun ini sama seperti Java Jazz 2019 dengan sekitar 114 ribu pengunjung.
Dewi Gontha melanjutkan, ada pembeli tiket membatalkan tiket dan melakukan pengembalian uang. Pengunjung tersebut diperbolehkan melakukan refund.
"Khusus penonton yang bisa membuktikan, contohnya paling mudah ini bukan saya karang mereka menghubungi kami saya posisi ada di China sehingga kami tidak bisa keluar. Apakah boleh refund itu kami akomodir. Karena sebenarnya porsi kita no refund. Cuma kondisi saat ini keadaan yang kita harus mengakomodir," jelas Dewi Gontha.
Java Jazz 2020 mengumumkan The Jacksons dan Omar Apollo sebagai tamu special show. Tahun lalu, Java Jazz menghadirkan band legendaris Toto, Raveena, dan H.E.R dalam special show.
Jakarta International BNI Java Jazz 2020 digelar atas kerjasama Java Festival Production, Avrist, dan BNI. Java Jazz 2020 digelar selama tiga hari pada 28, 29 Februari, dan 1 Maret 2020 di JIExpo Kemayoran Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News