"Borobudur dengan bangunan yang kompleks. Bayangkan, pasti ada biro arsiteknya. Setelah itu, bagaimana administrasinya, logistiknya, bagaimana tentang kurasi cerita dan seniman pahatnya," ucap musisi Trie Utami dalam Shindu's Scoop Medcom.id.
Begitu juga dengan alur penyediaan raw material hingga bisa menempel di sekitar Candi. Trie Utami yang ikut serta dalam penelitian Borobudur Pusat Musik Dunia menekankan, pembuatan Borobudur merupakan manajemen yang besar.
"Kita juga pernah dapat kabar dari ahli administrasi, bahwa zaman majapahit itu, kalau misalnya Borobudur itu dibangun pada hari ini kira-kira membutuhkan biaya berapa, dan jawabannya adalah sekitar Rp300 triliun," ungkapnya.
Bagi Trie Urami, dengan kata lain, pembuatan Borobudur hanya bisa dibangun oleh bangsa yang sangat maju. Kala itu, dengan keterbatasan fasilitas, tidak mungkin Borobudur dibangun oleh bangsa yang gemar berkelahi atau hanya mementingkan urusan pribadi.
"Jadi mari kita lihat peradaban kita seperti apa, sehingga kita bisa melihat situs-situ yang ditinggalkan tidak hanya sebagai benda mati," imbuhnya.
"Tapi di situ kita bisa melihat bahwa ada science yang tidak hanya terkait pada ritual keagamaan. Tapi kepada ilmu pengetahuan yang ditinggalkan kepada kita untuk bekal ke depan sebagai bangsa," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News