Basofi meniti karier sebagai tentara, dan sempat memegang posisi kunci sebagai Komandan Detasemen Tempur Kopasandha (saat ini disebut Kopassus) pada 1971-1972. Kariernya terus meningkat hingga pensiun dengan pangkat Mayor Jenderal TNI.
Seperti para petinggi militer di eranya, Basofi tidak lepas dari dunia politik. Dunia politik mengantarnya sampai ke kursi Gubernur Jawa Timur. Basofi menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur pada 1993-1998.
Satu hal menarik dari sosok Basofi adalah kecintaannya pada dunia seni, khususnya musik dangdut.
Seiring karier politik yang cemerlang, Basofi juga tenar sebagai pedangdut. Dia mampu tampil sebagai pejabat publik yang cair lewat kemampuannya bernyanyi. Karya Basofi pun tidak main-main, salah satu yang paling fenomenal adalah singel Tidak Semua Laki-Laki. Lagu itu masih terus diputar dan dinyanyikan ulang hingga saat ini.
Album Tidak Semua Laki-Laki dirilis ketika Basofi menjabat posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Tentu ini menjadi sejarah tersendiri dalam dunia politik Indonesia, di mana seorang pemimpin daerah adalah seorang penyanyi dangdut.
Tidak Semua Laki-Laki diciptakan oleh Leo Waldy. Lagu ini menjadi salah satu lagu dangdut terpopuler. Seperti lirik lagu-lagu dangdut lain, Tidak Semua Laki-Laki tidak lepas dari kehidupan sehari-hari. Lagu itu berkisah tentang upaya seorang laki-laki meyakinkan perempuan yang dicintainya.
Uniknya, lagu Tidak Semua Laki-Laki begitu lekat di masyarakat hingga sering dinyanyikan dalam berbagai aransemen, mulai dari pop hingga rock.
Senin (7/8/2017), Basofi meninggal dunia karena komplikasi penyakit. Almarhum menghembuskan nafas terakhir di RS Medistra Jakarta, sekitar pukul 11:10 WIB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News