Statistik Kebudayaan 2021 yang dirilis Kemendikbud mencatat, Indonesia memiliki 1.635 cagar budaya, 287 pakaian tradisional, 944 folklore, yang bersanding dengan 1.239 warisan budaya takbenda. Belum lagi ditambah dengan 1.258 kain, permainan dan makanan tradisional yang dimiliki.
Angka-angka itu tentu menunjukkan jika keragaman dan kemajemukan Indonesia sudah berlangsung sejak ribuan tahun dan masih ada hingga sekarang. Karena itu, sudah sepatutnya kita sebagai generasi muda melestarikan kebinekaan itu agar jumlahnya tak menyusut.
Upaya pelestarian salah satunya diwujudkan dalam pementasan musikal bertajuk Pagelaran Sabang Merauke. Ajang ini sebelumnya pernah diadakan di pelataran Candi Prambanan kemudian diboyong ke Jakarta pada pertengahan tahun.
Bedanya di pertunjukkan ketiga kali ini adalah diperuntukkan untuk penonton umum. Keputusan ini sangat tepat karena bisa menjangkau penonton lebih luas, khususnya generasi muda bahkan anak-anak. Sehari sebelum acara digelar pada 12-13 November 2022, media mendapat kesempatan terlebih dulu menyaksikan Pagelaran Sabang Merauke di Ciputra Artpreneur, Jakarta.
Tak hanya media, sejumlah undangan khusus ikut menyaksikan pertama kali Pagelaran Sabang Merauke. Mereka yang datang pun lintas generasi, mulai dari para lanjut usia hingga anak-anak dari yayasan. Sekali lagi, keputusan iForte dan BCA membuka pertunjukkan ini untuk umum adalah kebijakan tepat.
Malam itu, seorang wanita lanjut usia di barisan penonton ada yang terlihat berjoged ketika lagu "Gemu Fa Mi Re" asal NTT diperdengarkan. Sementara anak-anak kecil terlihat riang dan tertawa ketika melihat tingkah kocak para penari sebelum lagu "Rek Ayo Rek" dinyanyikan. Apalagi banyak talent anak-anak yang turut dilibatkan di acara ini.
Melihat pemandangan itu bisa dibayangkan betapa menggetarkannya Pagelaran Sabang Merauke ketika disaksikan khalayak lebih luas. Digelar selama akhir pekan, pagelaran ini tentu menjadi momen terbaik bagi keluarga membawa anak-anak mereka menyaksikan acara tersebut. Sekaligus menanamkam nilai kepada anak-anak betapa beragam budaya Indonesia. Karena kepada merekalah tugas pelestarian bakal diemban bersama nanti. Ditambah lagi pesan kebinekaan yang begitu kuat dari pagelaran Pagelaran Sabang Merauke.
Bagi generasi yang lebih tua, Pagelaran Sabang Merauke bakal membuat rasa cinta Tanah Air semakin tebal. Betapa bangganya kita memiliki bangsa seperti Indonesia yang beranekaragam. Karena itu, keragaman dan sikap toleransi haruslah tetap dipertahankan hingga akhir hayat
Sementara bagi generasi muda dan remaja, Pagelaran Sabang Merauke tentu bisa menjadi ajang mengenal lebih dalam budaya-budaya Indonesia seperti lagu daerah, pakaian adat hingga tarian tradisional. Apalagi, lagu-lagu daerah di pagelaran ini dikemas dengan musik bernuansa modern sehingga bisa terasa dekat dengan generasi kiwari. Kikan Namara yang bertindak sebagai penyanyi dan music director patut mendapat kredit khusus untuk ini.
Bukti nyata bagaimana pagelaran ini membuat anak muda makin mencintai budaya Indonesia terjadi pada diri Swain Mahisa, penyanyi muda yang ikut terlibat dalam Pagelaran Sabang Merauke. Swain yang lama menetap di Australia merasa bersyukur bisa terlibat dalam pagelaran ini. Swain kebagian menyanyikan lima lagu daerah, tapi berkat pagelaran ini dia jadi tahu begitu banyak lagu-lagu daerah dan khazanah budaya yang lain di Indonesia.
Lama wikipedia mencatat, Indonesia memiliki sekitar 439 lagu daerah. Kikan sebagai music director harus menyaring seluruh lagu itu menjadi 21 lagu daerah untuk disajikan dalam Pagelaran Sabang Merauke. Melalui proses itu membuat Kikan tersadar betapa kayanya Indonesia.
"Saya harus mengulik lagu-lagu di setiap daerah. Sembari mengulik itulah mata saya benar-benar terbuka, Indonesia ini benar-benar kaya," ucap Kikan yang bernyanyi bersama Mirabeth Sonia, Christine Tambunan, Taufan Purbo, Swain Mahisa dan Alsant Nababan membawakan 21 lagu daerah yang berasal dari sejumlah provinsi di Indonesia.

Ekspresi Cinta yang Nyata
Pagelaran Sabang Merauke digagas oleh iForte bersama BCA sebagai bentuk kecintaan terhadap Indonesia. CEO dan Direktur Utama iForte dan Protelindo Group Aming Santoso menyebut, pagelaran ini merupakan upaya merawat warisan budaya leluhur bangsa.
"Penyelenggaraan Pagelaran Sabang Merauke merupakan ajakan nyata bagi masyarakat khususnya anak-anak muda untuk kembali mencintai kemegahan karya-karya leluhur bangsa," kata Aming.
Sementara Direktur BCA Antonius Widodo Mulyono berharap Pagelaran Sabang Merauke menjadi gerakan sosial sosial untuk anak-anak muda semakin mencintai warisan budaya bangsa.
"Pementasan ini diharapkan bisa menjadi penggerak agar masyarakat semakin menyelami kekayaan bangsa ini. Sehingga kami berharap budaya yang merupakan salah satu jati diri bangsa ini bisa selalu berkilau dan tak lekang oleh kemajuan zaman," kata Antonius Widodo Mulyono.
Rusmedi Agus yang menjadi sutradara menganggap Pagelaran Sabang Merauke merupakan bentuk cinta orang-orang yang terlibat di dalamnya terhadap Indonesia. Mulai dari penggagas hingga unit terkecil yang ikut mempersiapkan keberlangsungan acara ini.
Pria yang akrab disapa Memed ini menyaksikan langsung bagaimana dedikasi para seniman yang terlibat dalam pertunjukan tak pernah terlihat lelah. Mereka selalu bersemangat tampil di depan khalayak di hari pertama dan hari terakhir. Memed yakin semua tergerak melakukan itu karena cinta terhadap negaranya.
Begitu juga iForte dan BCA yang menginisiasi acara ini. Meski membuka penjualan tiket, seluruh hasil penjualan didonasikan kepada sejumlah yayasan kesenian. Tak sepeserpun mereka mengambil keuntungan dari acara ini. Lagi-lagi Memed yakin, semua mau melakukannya karena cinta Tanah Air.
"Bagi saya ini lebih dari cinta, tapi tresno. Cinta yang luar biasa kepada bangsa ini," tutup Memed.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News