Di sela penampilan, para personel Seringai yaitu Arian 13 (vokal), Sammy Bramantyo (bass), dan Edy Khemod (drum) mengungkapkan bahwa masa depan band high octane rock asal Jakarta ini masih menjadi tanda tanya besar pasca ditinggal oleh Ricky.
"Belum tahu beneran, maksudnya ini pembicaraan yang belum selesai sebenarnya. Bahkan, dari kemarin malam kita masih ngebahas ini dari pertama kejadian," ungkap Edy Khemod.
Bagi Edy Khemod, kepergian rekannya tersebut bukan hanya meninggalkan ruang kosong di panggung, tetapi juga dalam identitas musikal Seringai. Ricky, yang selama ini dikenal sebagai otak di balik banyak karya Seringai, dianggap sebagai sosok yang tak tergantikan.
Hingga kini, Edy bersama Arian dan Sammy, masih mencari jawaban tentang arah masa depan band yang mereka bangun bersama sejak awal.
Baca juga: 10 Film Indonesia Tayang Mei 2025: Didominasi Horor |
"Kita sekamar bertiga bangun tidur bahasnya itu lagi. Kita tidak punya jawabannya sampai sekarang, tapi satu yang gua tahu pasti, Ricky tidak tergantikan," ungkap Edy mengenang sosok Ricky, yang wafat saat tengah menjalani tur di Jepang.
"Tidak tergantikan maksudnya, bahwa Seringai itu jadi Seringai karena kami berempat. Over thinking-nya Ricky kalo membuat sebuah karya, moody-nya Arian, ngegas-nya gua (Edy Khemod) dan kompromistinya elu (Sammy). Bermainnya dan bercandanya kita itu yang gua berani bilang sampai sekarang tidak tergantikan," lanjutnya.
Arian 13 pun menambahkan bahwa Seringai tak ingin terburu-buru mengambil keputusan yang bisa merusak legacy yang selama ini telah mereka bangun.
"Kita juga nggak mau kayak 'oke Seringai lanjut, oke kita merekrut gitaris baru' dan akhirnya end up-nya gitaris ini seperti Jason Newsted di Metallica," ungkap Arian melanjutkan.
Mengenai nasib Seringai ke depan, Edy Khemod pun menutup dengan satu pernyataan tegas"Jadi bagaimana nasib Seringai ke depan? Jawabannya belum tahu," tutupnya.
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News