Seperti wabah, RSD menular ke segala penjuru dunia. Termasuk Indonesia. Apa yang ditawarkan RSD memang menarik. Seolah jadi antitesis industri musik digital yang menggebu.
RSD Indonesia secara resmi digelar pertama pada 2012. Mengkuti tradisi RSD yang telah ada, perayaan dilakukan dengan menjual rilisan fisik khusus yang memang disiapkan untuk RSD.
"Di Indonesia, RSD pertama tahun 2012. Dulu diadakan di Kemang, Jakarta Selatan. Dibuat di Duty bar yang sudah tutup, ruangannya disewa. Sekitar 20 store yang ikut berpartisipasi dan ada penampilan band-band juga. Sukses dan berlanjut di tahun berikutnya," kata pengamat musik Wendi Putranto saat ditemui Metrotvnews.com, beberapa waktu lalu.
Sejak diadakan pertama kali, setiap tahunnya RSD Indonesia kian besar. Tidak hanya berpusat di Jakarta. Gerakan dilakukan secara independen dan swadaya. Bahkan, grup-grup musik lokal ikut menyemarakan RSD di kotanya dengan merilis rilisan fisik.
"Dari tahun ke tahun meningkat pesat, tahun 2012 rilisan yang khusus cuma Bangkutaman. Kemudian terus berkembang, pada tahun 2014 itu ada sekitar 26 band (yang merilis rilisan fisik saat RSD), tahun 2015 ada 30 band, sekarang sudah ada 44 band, belum termasuk yang diluar kota," kata Satria Ramadhan, koordinator RSD Indonesia.
Dengan banyaknya kota dan komunitas musik di Indonesia. Penyelenggaraan RSD tidak berada dalam satu komando. Masing-masing komunitas, toko rekaman, grup musik, dan label, bebas mengadakan pesta RSD dengan caranya sendiri. Koordinasi yang tidak terpusat ini jadi salah satu kelemahan RSD Indonesia.
Satria mengatakan, bahwa RSD Indonesia yang terdaftar secara resmi di komunitas RSD internasional adalah RSD yang diselenggarakan di Jakarta. Seperti yang dijelaskan di atas, kurangnya koordinasi dengan RSD di daerah-daerah membuat data dan pendistribusian rilisan fisik terbatas sehingga edisi RSD Indonesia kurang maksimal.
Lepas dari berbagai persoalan yang ada, RSD tetap dirayakan dengan sukacita. Ajang ini menjadi kesempatan bagi penggemar rilisan fisik untuk memperkaya koleksi, sekaligus lebih dekat dengan grup musik dan para komunitas penggiat rilisan fisik.
"Sebenarnya ini lebih seperti selebrasi tahunan, seperti 'lebaran' toko musik supaya lebih survive, karena label dan toko musik seperti saling membutuhkan. Di RSD kami menghimpun semua, merangsang label untuk merilis sesuatu juga agar lebih produktif," ujar Satria.
RSD Indonesia digelar di lebih dari 18 kota. Termasuk di Batam, Medan, Palu, hingga Makassar. DI Jakarta, RSD digelar di Pasar Santa, Jakarta Selatan, pada 16 & 17 April 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News