"Ada beberapa (nama musisi). Misalnya Ahmad Albar, Ras Muhammad," kata Sandhy usai tampil dalam program khusus #PemiluBahagia di Medcom.id, Rabu, 17 April 2019.
Selain Ahmad dan Ras, Sandhy juga menyebut nama seperti Eva Celia, Orkes Moral Pengantar Minum Racun (OM PMR), atau Johnny Iskandar.
Sandhy mengenal Ras. Karya mereka berdua sama-sama dirilis dalam naungan label asal Jerman. Peluang untuk kolaborasi sangat mungkin terjadi. Namun bagi Sandhy, proyek kolaborasi sebetulnya tidak menjadi keinginan atau inisiatif dari pribadi.
"Mungkin saya sudah kelamaan di Jerman, mungkin karena sudah mandiri, saya enggak terlalu berpikir (kolaborasi). Kalaupun ada, oke, kalau enggak, ya saya enggak ingin (berinisiatif) dengan siapa," tutur Sandhy.
"Jadi, memang sudah biasa (mandiri). Hidup pun, sudah mandiri. Ketimbang band, saya lebih memilih menyanyi sendiri, bermain gitar. Karena dengan sendiri, kita tidak perlu menunggu siapa-siapa," lanjutnya.
Tunggu-menunggu adalah masalah yang dihindari Sandhy saat berkarya atau melakukan aktivitas lain. Dia mencontohkan ada grup musik yang menunda untuk mengerjakan karya baru karena gitaris mereka sedang sibuk. Sandhy menyebut dia tidak ingin terjebak dalam persoalan itu.
Begitu juga untuk aktivitas lain, misalnya piknik.
"Lebih baik saya sendiri. Travelling juga sendiri, paling banyak mungkin berdua atau bertiga – karena saya enggak suka nunggu atau diminta menemani, karena ya kemandirian itu," ungkapnya.
Sandhy merilis album debutnya pada 2008 di Jerman. Hingga sekarang, dia telah merilis belasan album, termasuk yang belakangan dirilis di Indonesia, tetapi di bawah label asal Jerman. Album terakhir Sandhy adalah Beautiful Soul yang dirilis tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News