Foto: BB King / trafficent
Foto: BB King / trafficent

BB King, Sepenggal Kisah Perjalanan Sang Raja

Adi Waluyo • 15 Mei 2015 17:18
BB KING, bisa dibilang musisi blues paling terkenal di era modern ini, yang mendefinisikan sebuah genre selama hampir tujuh dekade dan menginspirasi musisi yang sudah tak terhitung lagi jumlahnya dengan keunikannya bermain gitar.
 
BB King yang mendapat julukan "King of Blues" meninggal Kamis, (14/5/2015) di usia 89 tahun. 
 
BB King meninggal dalam tidurnya pukul 21:40 di rumahnya di Las Vegas, demikian dilaporkan pengacaranya, Brent Bryson, kepada Associated Press.

Pada tanggal 1 Mei, BB mulai mendapat perawatan intensif di kediamannya di Las Vegas, mengakhiri legendanya sebagai musisi blues yang tak kenal lelah menghibur penonton dari panggung ke panggung. 
 
Walau telah memasuki usia senja, BB masih punya drive dalam dirinya. Passion blues-nya masih terus bergelora. Ia masih tampil di ratusan pertunjukan dalam setahun, bersama Lucille, gitar Gibson kesayangannya.
 
Nama BB King telah dikukuhkan dalam Rock and Roll Hall of Fame, bersama seniman-seniman legendaris lainnya, memenangkan 15 Grammy Award sepanjang hidupnya - melebihi musisi blues manapun. “String-bending dan vibrato” yang jadi trademark-nya memberinya tempat istimewa di jajaran gitaris-gitaris terbaik sepanjang masa. 
 
BB King terlahir dengan nama Riley B. King pada 16 September 1925 di Berclair, Mississippi. Sebagai bocah lelaki yang tumbuh dalam keluarga miskin, ia harus bekerja di perkebunan bagi hasil di Itta Benna, Mississippi, untuk membantu keluarganya.
 
"Dia (BB King) bekerja keras di ladang kapas dan jagung. Memerah susu dari 20 ekor sapi setiap hari (setiap jam sepuluh pagi dan sepuluh malam) di peternakan Flake Cartledge ini. Setelah memeras susu di pagi hari, BB harus berjalan sekitar tiga mil ke sekolah sederhana satu ruangan sampai kelas 12," tulis David McGee dalam biografinya, B. B. King: There Is Always One More Time.
 
Saat tumbuh dewasa, BB memiliki beberapa pengalaman yang berhubungan dengan kekerasan dan rasisme. Ia bercerita dalam sebuah wawancara pada tahun 2013, "Suatu saat aku melihat ada seorang pemuda yang diseret di jalanan kota sampai ke gedung pengadilan di Lexington, Mississippi. Orang itu kemudian digantung."
 
"Rasa takutku lebih dari apa pun, karena aku mungkin beberapa tahun lebih tua darinya, jadi dia masih anak-anak, dan aku takut setelah melihat mereka menyeretnya di jalanan. Aku membayangkan bahwa apa yang terjadi padanya juga dapat terjadi pada diriku," tuturnya. 
 
McGee menulis, pertemuan pertama BB King dengan gitar datang di usianya yang masih muda. Seorang pendeta membawa instrumen itu ke rumah keluarga BB. BB yang masih belia penasaran ingin memainkannya, sampai suatu saat sang pendeta memergoki BB sedang memangku gitarnya. Bukannya marah, ia malah justru mengajari BB dasar-dasar bermain gitar. Semenjak itu BB King berlatih gitar sendiri. 
 
"Aku adalah apa yang mereka sebut di kampung halamanku 'a house boy' (bocah rumahan). Bocah rumahan adalah seorang pria yang, maaf, harus melakukan apa pun yang harus dilakukan (demi menyambung hidup keluarga). Dan upahku waktu itu, aku menghasilkan USD15 per bulan, uang yang banyak buatku, lima belas dolar per bulan. Begitulah caraku mendapatkan gitar pertama," kata BB dalam sebuah wawancara tahun 2004.
 
Suatu saat, BB memutuskan untuk merantau ke Memphis, mencoba peruntungannya dalam bermusik. Tak punya kendaraan dan uang yang cukup, ia terpaksa menumpang mobil orang (hitchhike) ke Memphis dengan bekal USD3 di sakunya. Di Memphis, BB tinggal bersama sepupunya yang sudah menjadi pemain blues yang cukup dikenal di komunitas blues setempat. BB King mulai bermain di klub-klub lokal, dan dibayar empat sen untuk setiap album yang dibuatnya.
 
"Pada awal tahun 50-an, BB adalah disc jockey di stasiun radio afro american (kulit hitam) di Memphis, WDIA, di mana ia terkenal dengan sebutan Beale Street Blues Boy. Akhirnya, Blues Boy disingkat BB, dan julukan itu terus melekat," seperti yang ditulis dalam biografi BB King di Rolling Stone.
 
Pada tahun 1954, lagu BB, 3 O'Clock BLues menduduki puncak tangga lagu Billboard R & B. BB King mulai mendapatkan perhatian nasional setelah ia menggelar tur dengan jadwal yang gila-gilaan di seluruh penjuru Amerika. 
 
"Pada tahun 1956 BB King menyanyikan '340 One-Night-Stands' dan bekerja 'Every Day of the Year',” demikian tulis Charles Sawyer, seorang konsultan proyek Museum BB King, untuk menggambarkan bagaimana kerja keras BB King. 
 
Dia memenangkan Grammy pertamanya pada tahun 1970 untuk lagu "The Thrill Is Gone" - yang menjadi hits terbesarnya - dan tahun berikutnya ia membawakan lagu itu di Ed Sullivan Show, yang ditonton oleh jutaan pemirsa di seantero negeri. Sejak itulah BB King menduduki tahtanya sebagai musisi blues jempolan.
 
Pada sebuah wawancara tahun 2004, BB King diminta untuk menceritakan kisah hidupnya, dari seorang bocah miskin di Mississippi hingga menjadi legenda blues dunia.
 
"Aku tidak tahu bagaimana menjawabnya. Akan kucoba (menceritakannya). Ada begitu banyak yang harus dilakukan. Begitu banyak yang harus dilakukan bahkan sampai hari ini. Kukira aku baik-baik saja. Aku tahu apa yang aku kerjakan. Aku telah mengatakan hal ini sebelumnya. Ada banyak hal yang aku alami, dan aku bersyukur karenanya," urai BB King.
 
Selamat jalan BB King, namamu akan selalu dikenang. (Tom Namako/Buzzfeed)
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AWP)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan