Bon Jovi Live, Gelora Bung Karno Jakarta (Foto: Metrotvnews.com / Adi Waluyo)
Bon Jovi Live, Gelora Bung Karno Jakarta (Foto: Metrotvnews.com / Adi Waluyo)

40 Ribu Penonton Konser Bon Jovi Tak Mungkin Salah

Adi Waluyo • 13 September 2015 03:39
PENULIS kenamaan Mark Twain mungkin mengatakannya dengan baik, "Age is an issue of mind over matter, if you don't mind it doesn't matter."
 
Kutipan itu begitu pas ditujukan pada pertunjukan Bon Jovi Live! in Asia Jumat malam di Gelora Bung Karno, Jakarta (11/9/2015).
 
Secara kualitas, tak ada yang banyak berubah dari performa Jon Bon Jovi malam itu dibandingkan 20 tahun yang lalu, saat mereka manggung di Ancol pada 6 Mei 1995.

Kedisiplinannya menjaga karakter vokal sejak album debut Bon Jovi (1984) hingga Burning Bridges yang rilis 21 Agustus lalu layak mendapat pujian. Jon yang kini berusia 53 tahun masih sanggup meraih nada-nada tinggi di lagu-lagu Bon Jovi dengan prima.
 
Terima kasih kepada walkman dan kaset album-album Bon Jovi (mungkin sekarang podcast dengan katalog mp4 lengkap) yang selalu dibawa oleh Jon. Ia selalu mendengarkan lagu-lagu lamanya dan menyanyikannya sesuai dengan yang terdengar di pita rekaman agar karakter vokalnya tak banyak berubah.
 
Faktor usia tentu saja tak bisa dihindari. Rambut Jon yang dulu panjang tergerai dan digilai jutaan wanita kini dipangkas pendek dan sudah mulai memutih. Ia tak lagi lincah berlari kesana-kemari di atas panggung. Gitar Takamine andalan pun hampir selalu didekapnya sepanjang konser, agar tak 'mati gaya.'
 
Tepat pukul 20.35 WIB, separuh atap stadion Gelora Bung Karno seperti bergetar oleh gemuruh suara 40.000 penonton saat Bon Jovi naik panggung dan lagu pembuka That's the Water Made Me berkumandang lewat pengeras suara berkekuatan 85.000 watt. 
 
Ribuan penonton yang tadinya duduk-duduk di area festival B sontak berdiri. Tanpa basa-basi, Jon melanjutkan dengan lagu Who Says You Can’t Go Home dan Lost Highway.
 
Usai tiga lagu yang terbilang 'baru' itu, barulah Jon menyapa penonton, "Hallo, apa kabar? Good evening Jakarta. It's been a looong time."
 
Pada 1995, Jon Bon Jovi sempat menyatakan keinginannya ingin manggung di Stadion Utama Senayan - nama sebelum diganti menjadi Gelora Bung Karno. Namun konser Crossroad Bon Jovi waktu itu baru bisa dilaksanakan di bekas sirkuit Ancol. Setelah 20 tahun berlalu, barulah keinginan Jon terwujud.
 
Konser Bon Jovi Live! in Asia kali ini sempat dibayangi keraguan sebagian fans Bon Jovi di Indonesia. Pasalnya tak lain karena Richie Sambora, sang gitaris, telah hengkang sejak 2 April 2013. Mereka masih menyangsikan kemampuan Phil X, penggantinya, 'akankah ia sanggup menyamai pamor Richie Sambora yang namanya telah masuk dalam jajaran jawara gitaris dunia?'
 
Lagu-lagu macam Raise Your Hands, You Give Love a Bad Name, I'll Sleep When I'm Dead, Keep The Faith, Bad Medicine, dan Runaway tampaknya jadi bukti bahwa Jon tak salah pilih pengganti Sambora. Phil menunjukkan kemahirannya di lagu-lagu yang punya riff dan solo yang dinamis tersebut. Raungan Gibson SG Phil X tak kalah galaknya dari Fender Strat andalan Richie Sambora.
 
Phil tahu kuncinya, selama ia tak mengganti pola-pola gitaran Sambora, tak akan ada yang 'terluka.' Ia pun tak ragu buka suara di depan mikrofon, sesekali mengiringi Jon bernyanyi. Peran yang dulu juga dilakukan Sambora.
 
Kali ini, Phil X ditemani Matt O'Ree di rhythm section, yang tampil pertama kalinya menggantikan Bobby Bandiera. Matt yang punya basic blues yang kuat membuat sound Bon Jovi lebih hidup, lebih penuh.
 
Someday I’ll Be Saturday Night menjadi salah satu highlight konser Bon Jovi karena hampir seluruh penonton hapal lirik lagu balada yang jadi trademark Bon Jovi ini.
 
40 Ribu Penonton Konser Bon Jovi Tak Mungkin Salah
Phil X dan Jon Bon Jovi, GBK Jakarta (Foto: Image Dynamic)
 
MAESTRO LAGU CINTA
 
Cinta adalah subjek yang tak pernah habis digali. Cinta punya angle yang tak terbatas. Setiap musisi dapat menerjemahkan cinta menurut versi mereka masing-masing. Dan bicara soal lagu cinta, Bon Jovi memang jagonya.
 
Butiran-butiran mutiara cinta bertebaran di katalog lagu Bon Jovi. Tak terhitung sudah betapa banyak muda-mudi di seluruh dunia yang menjadikan lagu-lagu Bon Jovi sebagai theme song kisah cinta mereka.
 
Sayang Bon Jovi hanya membawakan sebagian tembang cintanya. Lagu-lagu macam Always, I'll Be There For You, Never Say Goodbye dan Bed Of Roses tak mereka bawakan hingga membuat sebagian penonton kecewa.
 
Mungkin hanya dua lagu cinta yang manis, Born To Be My Baby dan In These Arms yang dibawakan Bon Jovi di GBK. Namun itu rasanya telah cukup untuk mengharu biru penonton, melambungkan kembali kenangan cinta sebagian besar penonton yang sudah tak lagi remaja itu.
 
Kegaduhan sempat terjadi di area Festival B, tatkala Jon mulai menyanyikan lagu What About Now. Perhatian penonton di tempat itu sempat teralih oleh dua sejoli yang sedang berciuman mesra. Ternyata sang gadis baru saja menerima pinangan sang pria. Adakah yang lebih romantis dari melamar seorang wanita sambil diiringi lantunan lagu Jon Bon Jovi secara langsung?
 
40 Ribu Penonton Konser Bon Jovi Tak Mungkin Salah
 
Wury dan Huib, dua sejoli di konser Bon Jovi (Foto: Metrotvnews.com / Agustinus Shindu Alpito)
 
PENDEKAR ROCK DUA GENERASI
 
Bon Jovi adalah satu dari sedikit band rock 80-an yang masih bertahan hingga kini. Mereka telah teruji survive dari gempuran grunge, boyband dan british invasion di akhir era 90-an, eksis di tengah gelombang hip hop dan tekno di era milenium, dan masih tegar berdiri di zaman kejayaan penyanyi solo saat ini.
 
Bon Jovi memang sudah tidak nge-hype lagi sekarang. Namun mereka masih mampu menggelar konser di arena dan stadion di seluruh dunia, yang membuat mereka sejajar dengan band-band macam U2, AC/DC, Metallica atau the Rolling Stones.
 
Bila Lars Ulrich, drummer Metallica pernah berkata, "kau hanya butuh 5 lagu yang hebat (untuk terkenal)," maka Bon Jovi punya segudang lagu hits yang bisa mereka andalkan untuk menjual habis tiket di setiap konser.
 
Setelah 20 tahun, Bon Jovi tentu tak ingin tampil dengan membawakan koleksi lagu yang itu-itu saja di panggung GBK. Jadi sepertinya sah-sah saja bila Jon membawakan beberapa lagu yang mungkin terdengar 'asing' di telinga penggemar lawasnya.
 
Selain tiga lagu pertama, Jon juga menyanyikan We Don't Run, Its My Life, Because We Can, What About Now, We Got It Goin On, dan Have A Nice Day - lagu-lagu hits Bon Jovi pascamilenium (tahun 2000).
 
It's My Life, singel pertama dari album Crush (2000), bisa dibilang sebagai tonggak perjalanan karier Bon Jovi untuk meraih perhatian penggemar-penggemar muda, yang mungkin belum lahir saat lagu Never Say Goodbye diputar setiap hari di radio.
 
40 Ribu Penonton Konser Bon Jovi Tak Mungkin Salah
Jon Bon Jovi, GBK Jakarta (Foto: Image Dynamic)
 
SEPENGGAL KISAH SEORANG COWBOY
 
Walaupun debut album mereka, Bon Jovi rilis pada 1984, namun benih-benih berdirinya band ini telah tumbuh sejak 1982. Dan dalam kurun waktu tiga dekade, Bon Jovi telah menjual 130 juta keping rekaman lewat 13 studio album, menggelar 2.900 konser di 52 negara dan ditonton oleh lebih dari 37,5 juta pasang mata! Sebuah prestasi yang layak diacungi jempol.
 
Kiprah Jon Bon Jovi sebagai frontman, motor penggerak grup juga patut diteladani. Berkat showmanship yang kuat, Jon mampu membuat Bon Jovi masih bertahan dan disegani hingga saat ini.
 
Jon telah kenyang asam garam kehidupan. Mulai dari jadi tukang sapu di studio untuk bisa membuat demo, membentuk band, meraih puncak popularitas, tur keliling dunia, sampai ditinggal sahabat sekaligus gitarisnya, Richie Sambora.
 
Penggalan syair dari lagu Wanted Dead or Alive yang dinyanyikan Jon di GBK mungkin bisa jadi ikhtisar, rangkuman perjalanan Bon Jovi sebagai sebuah grup:
 
And I walk these streets, a loaded six string on my back
I play for keeps, 'cause I might not make it back
I've been everywhere, and still I'm standing tall
I've seen a million faces and I've rocked them all
 
'Cause I'm a cowboy, on a steel horse I ride
I'm wanted dead or alive
 
40 Ribu Penonton Konser Bon Jovi Tak Mungkin Salah
Jon Bon Jovi, GBK Jakarta (Foto: Image Dynamic)

 
40.000 PENONTON TAK MUNGKIN SALAH
 
Pada 2004, Bon Jovi merilis box set album berjudul 100.000.000 Bon Jovi Fans Can't Be Wrong lewat Island Records, yang berisi kumpulan demo, lagu-lagu yang belum sempat dirilis karena tak masuk studio album, untuk merayakan 20 tahun berdirinya Bon Jovi dan tercapainya milestone penjualan 100 juta keping album.
 
Bukan rahasia bila di dunia rock, Bon Jovi sering dicemooh bahwa musiknya lebih pas untuk anak-anak, image-nya kurang rock n' roll, atau lirik lagunya terlalu cengeng.
 
Judul 100.000.000 Bon Jovi Fans Can't Be Wrong seolah menjadi pernyataan Bon Jovi, bahwa mereka tak perlu membalas langsung hinaan dan kritikan. Dukungan fans dari seluruh dunia telah cukup untuk mewakili mereka.
 
Rock memang bukan sekadar tato, rambut gondrong, jaket kulit, aksesori perak dan sepatu boots. Musik rock sejatinya adalah kejujuran, perjuangan, keindahan, dan cinta.
 
Tak semua dari 40.000 orang penonton konser Bon Jovi di Gelora Bung Karno Jumat lalu adalah penggemar fanatik Bon Jovi. Beberapa mungkin hanya tertarik dengan lagunya saja. Ada juga yang mengidolakan sosok Jon Bon Jovi yang sederhana, santun, dan peduli terhadap sesama. Dan sebagian yang lain mungkin merasa lagu-lagu Bon Jovi telah memberikan inspirasi hidup yang positif bagi mereka.
 
Dan bila ada sebuah lagu yang mampu mengundang orang untuk datang memenuhi stadion Gelora Bung Karno dengan sukarela, bahkan bersedia membayar tiket dengan harga yang tidak murah, itu adalah lagu Livin’ On a Prayer, yang juga jadi lagu penutup konser Bon Jovi di Jakarta.
 
Seluruh penonton yang hadir tahu bahwa mereka menemukan kembali semangat hidup mereka ketika menyanyikan syair:
 
We've gotta hold on to what we've got.
It doesn't make a difference if we make it or not.
We've got each other and that's a lot.
For love we'll give it a shot.
 
Whoa, we're half way there
Whoa, livin' on a prayer
Take my hand and we'll make it - I swear
Whoa, livin' on a prayer
 
40 Ribu Penonton Konser Bon Jovi Tak Mungkin Salah
Penonton konser Bon Jovi di GBK 2015 (Foto: Metrotvnews.com / Adi Waluyo)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AWP)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan