NTRL kini datang dengan musik yang lebih berani. Hal itu ditandai dengan dominasi lagu-lagu kencang pada albumnya.
"Dari mulai (lagu) Terbang Tenggelam, Pertempuran Hati, rata-rata beat middle. Sekarang banyak (lagu) yang kencang kayak Sakit Jiwa. Ingin fresh saja. Masih ada yang middle beat kayak Terbang Tenggelam, tapi mayoritas (lagu) kencang," ujar sang drummer, Eno, dalam jumpa pers di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (7/10/2015).
Soal penamaan album, NTRL mencoba menyelaraskan dengan penamaan mereka yang dirasa lebih simpel.
"Kenapa 11/12, karena pas 11 lagu dan ini album ke-12. Orang juga sering bilang 11,12 untuk ungkapin beda tipis atau 'beti.' Malah tadinya mau dikasih judul 'Beti,' hahaha. Lebih singkat juga dan gampang diingat," lanjut Eno.
Proses pengerjaan album 11/12 cukup singkat. Hanya enam bulan, termasuk pembuatan seluruh lagu.
"Kita biasanya menabung lagu. Setiap dapat kesempatan nge-jam. Tapi pas dengerin lagi, ternyata lagunya sudah enggak relevan. Kita buang. Lalu mulai bikin ulang semua dari nol," timpal sang gitaris, Coki.
Dari 11 lagu yang disuguhkan, NTRL banyak mengeksplorasi tema-tema sosial. Bahkan, terdapat lagu berjudul Mars Buruh, yang dibuat atas dasar rasa simpatik terhadap kaum pekerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
