Judul album Pada Suatu Hari memiliki makna ganda sebagai awal sebuah cerita, sekaligus merujuk pada suatu momen atau waktu tertentu, baik itu kenangan di masa lalu, maupun harapan akan masa depan.
“Pada Suatu Hari adalah persembahanku untuk seni bercerita. Aku ingin album ini terasa seperti buku cerita,” kata Maudy di kawasan Thamrin, Selasa, 3 Desember 2024.
Setiap lagu dalam album Pada Suatu Hari mengundang diskusi melalui liriknya yang puitis, kritis dan kaya akan imajinasi visual, membuat lagu-lagu di dalamnya seolah terbentang menjadi adegan sinematik yang nyata, membawa pendengarnya memasuki dunia cerita yang imersif.
“Setiap lagunya adalah bab tersendiri, bagian dari narasi besar yang mencerminkan bukan hanya perjalanan pribadi aku, tapi juga pengalaman kolektif kita semua, entah itu jatuh cinta, mempertanyakan tempat kita di dunia, atau sekadar mencoba memahami perasaan kita yang terkadang rumit,” ucap Maudy.
"Album ini adalah cara aku untuk merefleksikan diri sendiri dan juga dunia di sekitarku," lanjutnya.
Merangkai kepingan pengalaman hidupnya yang penuh dengan nostalgia, cinta dan pencarian jati diri, Maudy Ayunda memperlihatkan sisi lain dirinya yang lebih dewasa dan introspektif.
Proses Pembuatan Album Pada Suatu Hari
Album ini juga menyampaikan pesan yang relevan terhadap kehidupan modern saat ini. Dengan gayanya yang reflektif, Maudy menyentuh tema-tema seperti kesehatan mental, tantangan kehidupan di perkotaan, keinginan untuk terkoneksi tanpa henti di dunia maya, dan dampak media sosial.
“Bagi aku, album ini adalah sebuah perayaan akan kerapuhan dan juga ketangguhan. Perjalanan dalam membuat Pada Suatu Hari adalah proses yang indah,” ungkap Maudy.
Maudy bercerita, dalam pembuatan album ini dirinya belajar mengenai kekuatan yang datang dari sisi diri yang rapuh saat menghadapi ketidakpastian dalam hidup, dan juga kembali terhubung dengan siapa diri Maudy sebenarnya, baik sebagai individu maupun seniman.
Lirik-lirik lagu yang penuh kehangatan, mengajak pendengar untuk berhenti sejenak dan merenung, sekaligus mendorong mereka untuk bertindak, baik itu dengan menerima kerapuhan diri, menghadapi tantangan dunia modern, atau pun sekadar mengingat apa yang sesungguhnya berharga.
“Aku berharap ketika orang mendengar album ini, mereka bisa menemukan apa yang mereka cari selama ini, baik itu secercah ketenangan, pemahaman tentang diri mereka, atau sekadar pengingat bahwa kita semua menjalani ini bersama-sama,” tutur Maudy.
Album Pada Suatu Hari juga menghadirkan konsep visual yang mencuri perhatian, yaitu “Urban Fairytale.” Sebuah perpaduan antara elemen kota urban dan dongeng yang unik.
Kota urban yang ramai, tetapi sering membuat penghuninya merasa kesepian. Kota yang keras, tetapi mampu mendorong manusia untuk bertumbuh. Kota yang menjadi tempat manusia saling terhubung dan meninggalkan jejak memori.
Di sisi lain, konsep dongeng justru menawarkan pelarian dari realitas sehari-hari yang monoton, menggambarkan cinta, menghadirkan keajaiban, dan menyuguhkan keindahan fantasi. Kombinasi kedua elemen ini menciptakan paradoks yang menarik dan menggugah rasa yang berbeda.
Sama seperti lagu-lagu dalam Pada Suatu Hari yang mengajak pendengarnya menemukan makna dalam momen-momen kehidupan yang sekilas, tetapi penuh arti. Bagi para penikmat musik, Pada Suatu Hari telah tersedia di semua platform streaming.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News