RAN. (Foto: Medcom.id/Cecylia Rura)
RAN. (Foto: Medcom.id/Cecylia Rura)

Makna 13 Tahun Bermusik bagi RAN

Cecylia Rura • 19 Desember 2019 18:34
Jakarta: RAN hadir di tengah hura-hura musik melayu di Indonesia pada kisaran 2006. Setahun setelahnya, trio Rayi, Asta, dan Nino akhirnya merilis album debut RAN For Your Life bersama label Universal Musik Indonesia.
 
Selama belasan tahun bersama, hampir tak ada konflik berarti di antara mereka bertiga. Musik mereka stabil dan tetap digemari sampai sekarang. Lantas, bagaimana masing-masing personel memaknai kepuasan mereka bermusik selama 13 tahun bermusik?
 
"Yang bikin kita merasa puas mungkin menurut gue, RAN adalah sebuah grup yang hampir tidak merasa kekurangan. Walaupun mungkin pasti kita punya banyak kekurangan, kadang-kadang ada hal buruk juga yang terjadi, yang tidak sesuai ekspektasi," ujar Nino di Jakarta Pusat, Rabu, 18 Desember 2019.

"Tapi di titik-titik yang mungkin tidak tinggi itu pun RAN Alhamdulillah selalu berpikir kita selalu harus bersyukur dengan apa yang ada. Itu juga yang mendorong kita untuk jadi punya positive vibes. Orang katanya kalau dengar musik RAN menjadi positif. Itu juga bukan kita yang bisa bikin," jelas Nino.
 
"Dari sananya," timpal Rayi.
 
Nino menceritakan panjang lebar, bagaimana mereka juga berbagi teori tentang rasa optimis memandang masa depan.
 
"Lirik-liriknya katanya positif. Terus energinya positif. Kalau kalian melihat RAN manggung, kita cukup enerjik. Mungkin itu juga yang mendorong kita. Asta dulu pernah cerita waktu awal kita bikin album pertama tentang buku The Secret. Dia cerita ada teori law of expression. Apapun yang kita pikirkan, itu pasti mungkin terjadi asalkan kita benar-benar sepenuh hati yakin," kata Nino.
 
"Kita harus tetap bersyukur diberikan hal baik. Ketika kita tidak dalam kondisi terbaik kita juga dituntut merasa bersyukur bahwa kita mungkin belum waktunya aja untuk mendapatkan yang terbaik. Kalau misalkan positif, pasti ujung-ujungnya hal positif yang terjadi," sambung Nino.
 
Beda persona, berbeda juga Asta, gitaris RAN memaknai puncak kepuasan mereka bermusik selama 13 tahun. Asta merasakan kepuasan ketika pendengar musik RAN ikut bernyanyi bersama dan merasa senang saat RAN naik pentas.
 
"Kita enggak tahu dia lagi punya masalah apa tapi saat itu dia (penonton) enjoy banget nonton RAN, nyanyi bareng, itu apresiasi tersendiri. Satu dua orang saja bikin senang apalagi kalau satu venue nyanyi bareng. Itu adalah penyemangat di mana kita bisa terus berkarya dan juga melihat respons apresiasi di media sosial banyak orang terinspirasi," kata Asta.
 
Bagi Rayi, kepuasan itu juga dirasakan oleh orang-orang di balik tim produksi lagu RAN. Berangkat dari label industri rekaman, kini mereka bergerak sebagai musisi DIY (do it yourself). Pergerakan mereka menjadi sandaran orang lain untuk mencari rezeki sudah lebih dari kata puas.
 
"Mungkin kalau kalian lihat RAN hanya kami bertiga, Rayi, Asta, Nino. Selama ini di balik kita bertiga ada tim besar, tim manajemen, produksi, semuanya yang mendukung karier kita dan lagu kita bisa seperti ini," kata Rayi.
 
"Kenyataan bahwa orang bisa hidup, menghidupi kita bertiga dan puluhan orang yang hidupnya bisa bergantung pada kita bertiga itu selalu memberikan kita semangat untuk memberikan yang terbaik," kata Rayi.
 
RAN akan merayakan karier bermusik mereka selama 13 tahun lewat panggung musik intim pada Jumat, 27 Desember 2019. Panggung ini digelar terbatas dengan lokasi rahasia. Mereka menjanjikan nostalgia bersama RAN lewat album debut RAN For Your Life.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan