Untuk mewujudkan harapan itu, Tompi mengaku butuh partisipasi aktif dari para musisi dan diakomodasi oleh pemerintah.
"Kita belum bareng-bareng, masing-masing bergerak sendiri-sendiri. Artis sendiri, pemerintah sendiri. Bagaimana musisi terlalu cuek dengan perkumpulan. Semua berharap ada yang membenahi, padahal butuh keterlibatan aktif musisi. Akhirnya cuma bisa menyalahkan. Kenapa musisi enggak lebih aktif?" keluh Tompi, dalam diskusi seputar industri musik yang digelar di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Kamis (9/3/2017).
Tompi juga memberi masukkan kepada Badan Ekonomi Kreatif (BEKraf), agar mampu menjadi dasar bagi industri kreatif, termasuk musik.
"Keterlibatan BEKraf bukan sekadar supporting system, tetapi kalau enggak ada BEKraf, enggak ada yang menghidupi. Peran BEKraf harus sangat kuat bukan sekadar embel-embel," katanya.
Tompi juga menyorot persoalan arsip musik. Menurut Tompi pemerintah seharusnya mengelola pengarsipan musik sebagai bagian dari sejarah musik Indonesia.
"Soal arsip musik, ini bisa dikerjakan satu langkah, seharusnya dengan kita (para musisi) bayar Ppn, materinya dikumpulkan jadi bank (arsip musik). Banyak lagu-lagu yang seharusnya jadi kekayaan nasional," imbuh Tompi.
Selain itu, Tompi berharap pemerintah memperhatikan nasib para seniman di hari tua. Tompi prihatin banyak musisi tua yang kesulitan dalam memenuhi biaya untuk berobat. Menurut Tompi, ini menjadi cermin bagi para musisi untuk lebih baik dalam mengelola finansial ketika masih dalam masa produktif.
Ary Juliano, Deputi Hak Kekayaan Intelektual BEKraf, menanggapi kegelisahan Tompi. Menurut dia, BEKraf sedang berkoordinasi dengan BPJS untuk memberi fasilitas kesehatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id