Ia bercerita, Kahitna telah mengalami berbagai masa sulit sejak belum menjadi band yang suskes seperti saat ini.
"Masa-masa sulit pada album ketiga sama keempat itu adalah ujian terbesar untuk Kahitna. Ketika itu, ada proses pencarian jati diri, kami ini mau ke mana? Karena ada perubahan tren musik dan segala macam. Dari situ kami harus sadar, kami harus punya jati diri, dan identitas. Kami harus bisa bikin ciri khas sendiri. Setelah berhasil melewati itu, baru kami semakin kompak," ungkap Yovie seusai jumpa pers konser "Sepanjang Usia" Kahitna di Citywalk Sudirman, Jakarta, Jumat (13/6/2014).
Band yang terdiri dari Yovie Widianto, (piano) Hedi Yunus (vokal), Carlo Saba (vokal), Mario Ginanjar (vokal), Dody Is (bas), Harry Suhardiman (perkusi), Budiana (drum), Andrie Bayuajie (gitar), dan Bambang Purwono (keyboard) itu mengaku tidak masalah jika masing-masing bergabung dengan band lain atau mengurusi kegiatan lain, selama masih menjaga komunikasi yang baik dengan para anggota Kahitna.
"Kami punya komitmen, meski kami semua punya kesibukan masing-masing. Begitu ada kegiatan dengan Kahitna, teman-teman pasti mendahulukan Kahitna. Bagi kami, Kahitna adalah yang terpenting, dan ini jadi kekuatan bersama," lanjut Yovie.
Yovie mengungkapkan, Kahitna sudah seperti rumah bagi semua personelnya. "Kahitna itu bukan cuma kita ber-sembilan aja, tapi semua kru, menejemen, sampai mbak yang suka memasak untuk kami. Itu juga keluarga bagi kami. Semuanya udah 20 tahun lebih bersama kami. Paling muda itu kerja 14 tahun sama kami. Jadi, mau pergi ke mana pun, kami semua pasti kembali ke rumah," tutur Yovie.
Menurut Yovie, Kahitna yang jarang melakukan latihan bareng juga menjadi resep awetnya band asal Bandung ini. "Kalau sering-sering latihan, mungkin jadi sering berkelahi," tandas Yovie sambil tertawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News