Lagu Generasi Baru, Slank. (Foto: YouTube/Slank Musik)
Lagu Generasi Baru, Slank. (Foto: YouTube/Slank Musik)

Lagu-Lagu Bertema Reformasi, Suara Musik untuk Perubahan

Elang Riki Yanuar • 21 Mei 2025 11:06
Jakarta: Masa Reformasi 1998 menjadi salah satu babak penting dalam sejarah Indonesia. Di tengah gejolak politik dan sosial yang terjadi saat itu, para musisi Tanah Air turut bersuara melalui karya-karya mereka.
 
Lagu-lagu bertema reformasi tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga mencerminkan aspirasi rakyat serta kritik terhadap situasi yang berlangsung kala itu.
 
baca juga: 
 

Berikut beberapa lagu yang merekam semangat reformasi melalui lirik dan musiknya versi Medcom.id:

1. “Bongkar” – Swami

Dirilis pada 1989, lagu “Bongkar” dari kelompok Swami menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan di masa Orde Baru. Iwan Fals, yang dikenal vokal dalam mengkritik pemerintah, menyampaikan keresahan masyarakat lewat lirik tajam. Dalam lagu ini, tergambar kondisi sosial yang timpang dan ketidakadilan yang dibiarkan oleh penguasa.
 
Melalui lagu ini, Iwan menyuarakan bahwa “keadilan seakan tak berlaku” di era tersebut. Kritik ini menjadi cerminan dari kegelisahan publik terhadap kepemimpinan Presiden Soeharto saat itu.

2. “Rindukan Damai” – Gigi

Band Gigi menyampaikan pesan damai melalui lagu “Rindukan Damai”. Lagu ini mengajak pendengar untuk membayangkan dunia tanpa konflik, di mana kasih sayang dan pengampunan menggantikan kekerasan dan penderitaan.

Lirik lagu ini menjadi harapan untuk masyarakat yang lebih harmonis, khususnya setelah pergolakan sosial dan politik yang terjadi menjelang dan setelah reformasi.

3. “Generasi Biru” – Slank

Rilis tahun 1994, lagu “Generasi Biru” dari Slank menyuarakan semangat kebebasan anak muda saat itu. Lagu ini menggambarkan perlawanan terhadap sistem yang membatasi kreativitas dan kebebasan berekspresi.
 
Slank, yang menjadi ikon generasi muda, melalui lagu ini menyatakan bahwa anak muda tak ingin “diatur-atur” oleh sistem yang mengekang. Lagu ini menjadi representasi semangat bebas dan kritis dari Generasi-X.

4. “Hilang” – Efek Rumah Kaca

Efek Rumah Kaca lewat lagu “Hilang” menyampaikan kritik mendalam terhadap tragedi 1998. Lagu ini tidak hanya membahas kerusuhan, tapi juga secara eksplisit menyebut nama-nama aktivis yang hilang saat itu.
 
Band ini menegaskan bahwa ingatan terhadap para korban tidak akan padam. Suasana kelam Mei 1998 dihidupkan kembali melalui lirik yang kuat dan suasana musik yang menyentuh.

5. “Sunshine” – The Panturas

Lagu “Sunshine” dari The Panturas menceritakan seorang ayah yang kehilangan anaknya dalam tragedi 1998. Dirilis pada 2018, lagu ini menyimbolkan bahwa meski para korban telah tiada, mereka tetap bersinar seperti matahari.
 
Lagu ini menjadi bentuk penghormatan sekaligus pengingat bahwa tragedi tersebut tak boleh dilupakan.

6. “Siapa yang Salah” – Slank

Dalam album Mata Hati Reformasi yang dirilis tahun 1998, Slank menghadirkan lagu “Siapa yang Salah” sebagai kritik tajam terhadap rezim Orde Baru. Lagu ini menyoroti kehidupan mewah pejabat dan ketimpangan sosial yang merajalela saat itu.
 
Liriknya menantang dan berani, mencerminkan amarah rakyat terhadap kepemimpinan yang dianggap tidak adil.

7. “Reformasi” – Rhoma Irama

Legenda musik dangdut Rhoma Irama pun tak ketinggalan menyuarakan perubahan. Lagu “Reformasi” dirilis tak lama setelah Presiden Soeharto lengser. Awalnya berjudul “Dada Garuda,” lagu ini berubah nama sebagai respon atas perubahan besar yang terjadi di negeri ini.
 
Rhoma menyebutkan bahwa reformasi adalah “tuntutan sekaligus kebutuhan rakyat”. Lagu ini menggambarkan transisi menuju demokrasi dan harapan akan masa depan yang lebih baik.

 
(Nithania Septianingsih)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan