Tulus menggunakan kata yang tidak begitu populer. Jauh dari kata-kata yang disuguhkan media arus utama. Tapi Tulus merasa apa yang dilakukannya bukanlah sesuatu yang aneh.
Akar budaya Minangkabau yang melekat pada dirinya memberi pengaruh penggunaan struktur bahasa seperti yang tertuang pada lirik lagunya.
"Gue besar di lingkungan yang dekat dengan Bahasa Melayu. Penggunaan bahasa di Bukitinggi adalah akulturasi dari bahasa daerah Minangkabau dan bahasa Indonesia. Penekanannya berbeda. Bahasa mereka terdengar lebih puitis saat diaplikasikan ke Bahasa Indonesia," ujar Tulus kepada Metrotvnews.com saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (18/2/2015).
Tulus mencontohkan bahwa kata "sewindu" adalah kata yang lazim digunakan dalam bahasa sehari-hari di Bukittinggi.
"Penggunaan kata 'sewindu' itu lumrah waktu gue kecil, tapi di bahasa Indonesia itu kurang populer. Terdengar asing, tapi familiar, because its actually roots bahasa Indonesia," terang penyanyi yang digosipkan pacaran dengan penyanyi Raisa.
Dengan citra sebagai penulis lagu berlirik Bahasa Indonesia yang baik dan menarik, bukan berarti Tulus tidak pernah menulis lagu berbahasa Inggris.
"Saya pernah coba buat lagu bahasa Inggris, tapi saya pilih tidak publikasikan. Saya tidak bisa menghayati bahasa yang saya tidak familiar dari kecil," tukas pemilik album "Gajah."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News