Redline Kreasindo selaku pihak promotor pun menyampaikan permohonan maaf.
“Sebagai pihak penyelenggara dan penyedia venue kami mohon maaf atas kejadian yang terjadi saat arus kepulangan setelah selesai acara," kata CEO Redline Kreasindo, Rionaldo Liputo, mewakili promotor dan penyelenggara dalam siaran pers.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Liputo mengatakan bahwa pihaknya sebenarnya sudah memberikan informasi tentang kantong parkir untuk mobil dan motor yang terdapat di beberapa titik di kawasan JIS. Informasi itu pun sudah diumumkan jauh sebelum konser dimulai.
Ia juga berujar bahwa pihaknya sudah menyediakan shuttle bus agar tidak terjadi penumpukkan kendaraan di lokasi acara.
Selain itu, Liputo juga menilai bahwa kekacauan lalu lintas saat arus pulang acara kemarin adalah karena terdapat banyak parkir liar di sekitar lokasi acara.
“Masih terdapat banyak parkir liar di sekitar lokasi acara sehingga menyebabkan arus keluar dari stadion menjadi tersendat,” ujar Liputo.
“Hal ini pula yang menjadikan shuttle bus yang seharusnya membawa para penonton kembali ke kantong parkir ikut tersendat,” lanjut Liputo.
Selain soal kepadatan arus pulang, Liputo juga menyampai permohonan maaf atas banyaknya penggemar yang tak mendapat kursi karena sudah diisi orang lain. Liputo mengklaim bahwa tidak ada tiket yang dicetak atau tercetak ganda.
Ia menjelaskan hal demikian bisa terjadi karena adanya miskomunikasi dalam memberikan arahan menuju pintu masuk.
“Hanya saja ada nomor kursi dan baris yang sama di Wing Selatan, di mana wilayah Pintu Selatan terbagi menjadi 3 area Pintu masuk, yaitu Pintu Selatan Kiri, Pintu Selatan Tengah, dan Pintu Selatan Kanan,” ucap Liputo.
“Kami mohon maaf apabila terjadi miskomunikasi dalam penunjuk arah yang kami buat kurang maksimal dan akan menjadi pembelajaran untuk kami pada event yang akan datang,” lanjutnya.
Liputo pun menegaskan bahwa tak ada korban jiwa saat gelaran konser kemarin. Ia berjanji akan menjadikan kejadian ini sebagai pembelajaran dan melakukan evaluasi secara menyeluruh demi perbaikan ke depannya.
(Nicholas Timothy Suteja)