Seperti diberitakan sebelumnya, Joey masuk dalam dua nominasi Grammy Awads ke-58, yaitu dalam kategori Best Jazz Instrumental Album lewat albumnya My Favorite Things, dan Best Improvised Jazz Solo untuk repertoar Giant Step yang berasal dari album tersebut.
Joey menjadi musisi paling muda yang masuk dalam daftar nominasi Grammy Awards ke-58.
Untuk pulang membawa piala, Joey harus bersaing dengan musisi jazz kenamaan, yaitu Terence Blanchard Feat The E-Collective, John Scofield, dan Jimmy Greene.
Walau begitu, peluang Joey menang Grammy terbuka lebar.
"Gue melihat kans Joey Alexander menang dua Grammy sangat besar, karena beberapa musisi yang bersaing dengan dia seperti John Schofield sudah sering mendapat Grammy. Sepertinya, juri-juri Grammy tahun depan akan berbaik hati terhadap anak kecil dari Indonesia ini," kata pengamat musik Wendi Putranto, saat dihubungi Metrotvnews.com, di Jakarta.
Kesempatan Joey untuk menang, masih menurut Wendi, juga didukung faktor-faktor lain. Terutama soal dampak kemenangan Joey terhadap dunia jazz Amerika.
"Di Amerika, mereka butuh gimmick agar jazz dilihat orang banyak lagi. Joey bukan cuma kabar bagus untuk orang Indonesia, tetapi juga untuk musisi jazz Amerika. Karena dari sisi bisnis, ketika Joey menang Grammy, dunia jazz di sana akan menarik lagi. Ini anak kecil yang akan memberi inspirasi terhadap jutaan anak kecil lain di Amerika. Ada efek psikologis dan demografis," lanjut Wendi.
Beberapa waktu lalu, Joey diwawancarai oleh CNN. Dalam wawancara itu dia mengungkapkan bahwa lebih senang disebut sebagai "musisi jazz" ketimbang "jenius jazz."
Kepiawaian Joey dalam memainkan piano memang memukau para musisi jazz senior, hingga julukan "child prodigy" disematkan kepadanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
