Agaknya harus disadari dan dipahami, masih ada nama-nama yang sukses mengharumkan Indonesia dari bidang musik, selain Agnez dan Anggun. White Shoes and The Couples Company (WSTACC) misalnya.
Band indie-pop asal Jakarta itu terbukti lebih efektif bermain di panggung-panggung internasional, tanpa gembar-gembor berlebih. Tanpa peduli publisitas dan sorotan publik dalam negeri, WSTACC melenggang ke berbagai festival dan jadi idola di sana.
WSTACC bukan ke luar negeri untuk bermain di hadapan para pelajar Indonesia di luar negeri atau para TKI. Musik merekalah yang secara murni membuka akses ke luar negeri. Pada Maret lalu, WSTACC baru melakoni tur Australia.
Pada 2013 mereka juga tampil di beberapa negara Eropa, seperti Skandinavia, Finlandia dan Denmark. Jauh sebelum itu, mereka bahkan pernah tampil di festival musik bergengsi SXSW Music Festival di Amerika Serikat.Apa yang mereka raih tidak serta-merta datang begitu saja. Ada perjuangan di balik itu semua, termasuk dari pihak manajemen.
"Gue melihat kecenderungan dimanapun di dunia musik, apa-apa dapat info dari Barat. Referensi keren dari barat. Tetapi mereka (Barat) selalu cari yang baru terus. Sampai mereka memeras habis kesenian Afrika dan Latin, tiba-tiba melihat Southeast Asia, apa yang beragam di sana. Kemudian ada WSTACC yang mereka temukan," kata Indra Ameng, manajer WSTACC.
Untuk bisa dilirik penikmat dan pelaku industri musik global tidak mudah. Bukan lagi bicara gaya musik atau kemampuan memainkan instrumen. WSTACC ditengarai dianggap menarik lantaran memberikan sesuatu yang segar bagi industri musik global, baik dari segi musikalitas maupun penampilan di atas pentas.
"Kalau berdasarkan review-review mereka bilang WSTACC sound-nya distingtif. Style yang belum mereka lihat sebelumnya. Ada paket artistik yang mereka (WSTACC) bawa," lanjut Ameng dalam diskusi musik yang digelar di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (28/5/2015).
Paradigma Kekuatan Seni Indonesia
Satu hal yang disorot Ameng dalam diskusi itu adalah pola pikir masyarakat kita, segala sesuatu disebut sangat Indonesia jika berbau tradisional. Misal membicarakan musik Indonesia, selalu dikorelasikan dengan gamelan, angklung, dan seterusnya. Tidak salah memang, tetapi juga tidak sepenuhnya tepat.
Indonesia memiliki kultur musik yang sangat panjang, budaya pop kontemporer pun jadi bagian dari musik Indonesia. Sehingga, apa yang dibawakan WSTACC meski tidak identik dengan musik tradisional tetap sebagai simbol Indonesia.
Keunikan musik pop Indonesia pun ternyata mampu jadi daya pikat tersendiri, jika dibawakan dengan segala ke-Indonesiaan yang ada.
Apresiasi untuk WSTACC semakin luas ketika band ini bergabung dengan perusahaan rekaman asal Amerika Serikat, Minty Fresh. Perusahaan rekaman yang juga menangani The Cardigans dan Ape on The Roof itu ikut andil dalam menebar musik WSTACC di luar negeri.
Saat ini, peristiwa seperti ini bukan dialami oleh WSTACC saja, di ranah jazz hal ini sudah berjalan cukup baik. Dewa Budjana dan Tesla Manaf misal, mereka juga bergabung dengan perusahaan rekaman asal Amerika, MoonJune Records.
"Bahkan, label Sub Pop dari Amerika Serikat pun sering email ke saya bertanya ada band Indonesia bagus apalagi, sampai minggu kemarin pun mereka masih menanyakan itu," kata David Tarigan, penggiat musik independen, dalam diskusi menambahkan.
Selain peran dari musisi, salah satu kuncinya adalah manajemen. Istilah "jemput bola" tepat untuk menggambarkan ini. Membuka jaringan dengan promotor, booking agent dan penyelenggara festival musik skala internasional mutlak diperlukan.
Biaya yang dibutuhkan memang tidak murah ketika gayung bersambut, tetapi yakinlah bahwa itu akan memberi manfaat luar biasa bagi musisi dan juga industri musik dalam negeri."Kalau kita pas enggak ada uang (untuk berangkat ke festival musik di luar negeri) kita sampai ngutang. Itu jalan terakhir. Apa yang bikin kami nekat kalau festival dan kami berangkat? Karena kalau kami enggak bisa berangkat dampaknya akan kena ke band Indonesia lainnya. Mereka (penyelenggara festival) jadi malas mengundang band Indonesia."
"Kalau dari gue sendiri pengin masukin band Indonesia ke peta musik di sana, di festival musik yang punya reputasi bagus. Sangat efektif untuk cari network. Itu penting banget karena setelah manggung di festival musik di luar, kita dapat review banyak dari media luar. Itu jadi portofolio White Shoes," papar Ameng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id