GIGI bersama Boim, CEO dari JUNI Records (Foto: Medcom/Basuki)
GIGI bersama Boim, CEO dari JUNI Records (Foto: Medcom/Basuki)

GIGI Garap Album Baru di Studio Tempat Rekaman The Rolling Stones dan Muse

Basuki Rachmat • 10 Oktober 2025 13:37
Jakarta: Grup musik GIGI comeback setelah 10 tahun vakum tanpa karya dengan merilis album bertajuk Forever In The Air. Sebelumnya dalam rangka pemanasan, GIGI telah merilis dua single yaitu "Menari-nari" dan "Semua Kan Terjawab" sebagai pembuka dari album terbaru mereka.
 
Album Forever In The Air sendiri berisikan sembilan track dan menandai album ke-25 sepanjang perjalanan karier GIGI di industri musik Tanah Air. Bagi Armand Maulana (vokal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bass), dan Gusti Hendy (drum), album ini bukan sekadar karya musik, tetapi juga bentuk doa, semangat, dan refleksi perjalanan panjang mereka selama 31 tahun berkarya.

Rekaman di Studio yang Pernah Dipakai The Rolling Stones dan Muse

Menariknya, GIGI memilih melakukan proses rekaman album ini di Power Station at Berklee NYC, Amerika Serikat, studio legendaris yang juga pernah digunakan oleh musisi dunia seperti Rolling Stones, Muse, John Mayer, Paul McCartney, Madonna, hingga Bruno Mars. 
 
Keputusan ini disebut sebagai salah satu “wishlist” lama mereka untuk bisa merekam karya di tempat yang memiliki sejarah besar dalam dunia musik.

Baca Juga :

Diam-Diam Cinta Sahabat Sendiri di Single Terbaru GIGI


"Album ini kayaknya proses terlama dari kita, biasanya kita bikin album cuma 2 atau 3 bulan. Ini album jadinya hampir setahun. Rekamannya, kemarin di Power Station New York bulan November," tutur Gusti Hendy saat jumpa pers di Soona Space Senayan, Jakarta.
 
"Kenapa kita pengen banget di situ? Karena legendary artis semuanya di situ. Ada Muse, Rolling Stone, dan John Mayer segala macem di situ," sambungnya.
 
Thomas pun menambahkan bahwa album ini menjadi bentuk perjalanan spiritual dan emosional bagi para personel GIGI.
 
"Buat gua pribadi, album ini benar-benar sebuah perjalanan. Kita puasa 10 tahun buat album ini," ungkap Thomas.

Kembali ke Pita Analog dan Workshop

GIGI Garap Album Baru di Studio Tempat Rekaman The Rolling Stones dan Muse
(Foto: Medcom/Basuki)
 
Dalam penggarapan album Forever In The Air, GIGI memilih kembali ke metode klasik: rekaman menggunakan pita analog. Di tengah dominasi teknologi digital, langkah ini terasa berani sekaligus sentimental. Mereka ingin menghadirkan kembali nuansa organik yang mulai hilang dalam proses rekaman modern.
 
“Memang merepotkan, tapi ada hal yang mungkin sudah dilupakan. Musik itu bukan cuma soal visual, tapi soal mendengar,” tutur Dewa Budjana.
 
"Sekarang kan main musik atau produksi musik itu kan ngelihat layar. Kalau dulu kita harus mengandalkan komunikasi dan telinga doang. GIGI kan datangnya dari era seperti itu, itu yang kita rasa kehilangan sih karena sejak zaman digital kami untuk main bareng aja jarang gitu. Energi sama rasanya beda sih, rasa ngeband-nya tuh nggak ada," lanjutnya.
 
Selain kembali ke analog, GIGI juga menghidupkan lagi tradisi workshop bersama, sebuah kultur kerja yang sudah mereka bangun sejak era formasi pertama personel GIGI 1990-an. Bagi mereka, proses kreatif kolektif adalah kunci utama menjaga identitas band tetap utuh.
 
"GIGI memang dari awal tahun 90-an album debut pertama, kultur nya emang selalu bareng. Sejak formasi pertama itu emang lagu ciptaan barengan. Baru di album keempat dan kelima itu per-orang ngasih lagu, tapi tetap ketika ingin dijadikan lagu eksekusinya tetep workshop. Menurut anak GIGI, band itu kan memang harus sebuah kesatuan," tutur Armand.
 
Hendy pun menyebut bahwa album ini dibuat dengan segenap pengorbanan dan memiliki makna tersendiri bagi setiap personel.
 
"Rekaman ini swasembada banget. Karena dibuat dengan segala pengorbanan dan energi kita. Forever In The Air bermakna buat kita, karena umur hanyalah angka dan ternyata selalu ada itu adalah spirit," tutur Hendi.
 
Sebagai penutup, CEO JUNI Records Adryanto Pratono alias Boim pun memiliki harapan agar GIGI bisa mengudara ke telinga pendengar-pendengar baru layaknya tajuk album mereka Forever In The Air.
 
"Gua berharap album ini bisa menemukan pendengar barunya, karena secara materi terdengar fresh dan dikemas denyan kemasan yang bagus juga. Semoga album ini bisa seperti namanya, bisa mengudara dan sampai ke telinga pendengar-pendengar baru," tutup Boim.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan