Sylvia Saartje (Foto:Antara/Teresia May)
Sylvia Saartje (Foto:Antara/Teresia May)

Lady Rocker Tak Pernah Padam

09 Maret 2015 16:44
medcom.id, Jakarta: Genre musik rock dengan irama keras kerap identik dengan kaum pria. Namun, tak sedikit kaum wanita yang menggemari dan menjadi penyanyi rock.
 
Era 1980 hingga 1990an banyak melahirkan penyanyi rock wanita atau akrab disebut Lady Rocker. Sebut saja, Sylvia Saartje, Mel Shandy, Inka Christie, Nicky Astria, dan Nike Ardilla.
 
Namun pada masa awal kemunculannya, para Lady Rocker dianggap hanya sebagai penyanyi pelengkap saat pagelaran konser rock.

"Waktu itu, penyanyi rock wanita hanya menjadi tembelan karena belum menjadi kekuatan atau bintang utama untuk konser musik di lapangan terbuka. Mereka baru jadi special guest saja, dari misalnya God Bless, atau band rock lain," jelas produser dan promotor musik rock, Log Zhelebour dalam wawancara dengan program acara "Melawan Lupa" di MetroTV.
 
Sylvia Saartje
 
Kehadiran Lady Rocker di industri musik Tanah Air dimulai sejak 1970an. Saat itu, muncul nama penyanyi rock wanita terkenal, Sylvia Saartje. Dia dianggap sebagai Lady Rocker pertama di Indonesia.
 
"Tahun 1970an ada majalah yang terkenal sekali majalah anak muda, namanya Aktuil. Salah satu penyanyi rock perempuan Indonesia pertama yang ditulis Aktuil adalah Sylvia Saartje. Waktu itu usia dia masih belasan tahun, tapi dia sudah menyanyikan lagu-lagunya Led Zeppelin, Pink Floyd, atau bahkan Janis Joplin. Suaranya tinggi, jangkauan nadanya, artikulasi suaranya bagus. Dialah Lady Rocker pertama Indonesia," terang pengamat musik Bens Leo.
 
Sylvia sendiri merasa tersanjung dirinya dijuluki sebagai Lady Rocker pertama di Indonesia. Julukan yang membanggakan itu diperoleh dari media massa.
 
"Sebelum rekaman tahun 1974, aku sudah keliling ke mana-mana. Saat itu, aku melenggang sendiri. Mungkin banyak (penyanyi rock wanita) di daerah lain, tapi waktu itu aku yang terfokus. Dan, sebutan Lady Rocker bukan datang dari aku, tapi dari media," kata Sylvia.
 
Wanita yang akrab disapa Jippie ini sejak awal memang sudah bercita-cita menjadi penyanyi yang berbeda dari penyanyi lain.
 
"Awalnya, ingin berbeda, dari segi kostum, penampilan rambut, dan stage act. Aku ingin yang enggak umum. Zaman itu era 70an, tabu kalau wanita berpenampilan seperti aku. Tapi orangtua aku support," aku wanita kelahiran Malang, 15 September 1957.
 
Tahun 1979, Sylvia mengeluarkan album pertama berjudul "Biarawati." Album tersebut sekaligus menjadi penanda Sylvia 'resmi' menjadi seorang penyanyi rock.
 
"Zaman itu kalau penyanyi belum rekaman, belum disebut penyanyi. Tahun 1979, berkat Ian Antono dan kawan-kawan, aku punya album pertama. Dari situ, aku sudah menempatkan diri di indstri musik. Hingga terus merilis sembilan album," kata wanita berambut ikal ini.
 
Selain masih aktif manggung di beberapa daerah, pada 2013, Sylvia merilis single bersama band Gugun Blues Shelter. Hingga kini, Sylvia tetap aktif di dunia musik dan bertahan dengan mengusung musik rock.
 
Mel Shandy
Lady Rocker Tak Pernah Padam
Kehadiran Sylvia Saartje sebagai Lady Rocker pertama di Indonesia membuka jalan bagi kehadiran Lady Rocker lainnya.
 
Yang juga mencuat namanya adalah Mel Shandy. Mengawali karier musik sejak usia belia, Mel terkenal di era 80an. Hingga kini dia terus eksis di industri musik Tanah Air dan tergabung dalam band Sexy Rock.
 
Mel sekarang berganti penampilan dengan mengenakan jilbab. Uniknya, meskipun berjilbab, Mel tetap menggeluti jalur musik rock. Bahkan, dia merilis lagu religi dengan irama rock.
 
"Saya berjilbab tahun 2007, saya bikin album bareng grup dari Surabaya. Namanya Sexy Rock. Ada lagu religi yang mengeluarkan suara mengaji saya," tutur Mel.
 
Perihal penampilan Mel yang kini berhijab, menuai pujian dari Bens Leo.
 
"Fenomena yang menarik ini adalah Mel Shandy tidak pernah berhenti berkarier di musik rock meskipun dia memilih berjilbab. Jarang kita lihat Lady Rocker berjilbab. Dan, itu pilihan Mel Shandy," ujar Bens Leo.
 
Wanita pemilik nama lengkap Melinda Susila Rini ini menarik perhatian Log Zhelebour, produser musik rock kala itu. Log kemudian merekam album untuk Mel, "Bianglala" dan langsung mendapat respons positif dari pecinta rock Tanah Air.
 
"Log Zhelebour ini adalah seorang berjiwa besar yang mengorbitkan saya menjadi seorang Mel Shandy. Akhirnya dari situ, saya melupakan rekaman album saya yang pertama kali, namanya 'Gacoan.' Bersama mas Log, saya dikenalkan dengan music arranger dari God Bless, mas Yogi Suryoprayogo. Saya mengeluarkan album Bianglala," urai Mel.
 
Wanita kelahiran Bandung yang besar di Surabaya ini juga pernah menjadi penyanyi pembuka konser band heavy metal dunia, Sepultura.
 
Mel yang pernah menjadi caleg Partai Nasdem pada Pemilihan Legislatif 2014 itu mengaku, tidak bisa beralih dari musik rock karena telah menjadi panggilan jiwanya.
 
Nike Ardilla
Lady Rocker Tak Pernah Padam
(Foto:YouTube)
 
Pada penghujung era 80an, nama Nike Ardilla melejit di antara penyanyi wanita lainnya. Karya-karyanya melegenda dan seakan tak lekang oleh waktu.
 
"Nike itu terbangunnya karena ditarik oleh almarhum Denny Sabri (pemandu bakat sekaligus penggagas majalah rock Aktuil). Kebetulan di keluarga, kakaknya laki-laki, sehingga dia termotivasi lebih kuat masuk ke dunia slow rock," ungkap kakak Nike Ardilla, Alan Yudi.
 
Kesuksesan Nike tak lepas dari Deddy Dores. Musisi inilah yang membuatkan lagu untuk Nike hingga laris manis di pasaran.
 
Sayang, di saat menapaki puncak karier, Nike menghembuskan napas terakhir pada 19 Maret 1995. akibat kecelakaan mobil. Mobil yang dikendarainya menghantam beton di Jalan RE Martadinata, Kota Bandung, Jawa Barat.
 
Kepergian Nike Ardilla menyisakan duka mendalam bagi para penggemar dan juga insan musik Tanah Air.
 
"Nike Ardilla ini yang luar biasa adalah fansnya loyal sekali. Mereka mendanai lahirnya Musem Nike Ardilla. Setiap hari kelahiran dan wafat Nike dirayakan. Itu tidak pernah terjadi di industri musik Indonesia," ulas Bens Leo.
 
Museum Nike Ardilla berdiri pada 1996 atas prakasa fans Nike. Meski telah tiada, sosok penggemar Marilyn Monroe ini tetap dipuja para penggemarnya. Ini terbukti dari komunitas Nike Ardilla Fans Club yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia hingga luar negeri, seperti Singapura, Taiwan, Malaysia, dan Hong Kong.
 
"Berbagai kegiatan dilakukan komunitas ini. Kegiatan sosial, sharing, mengadakan event besar rutin setiap hari lahir Nike pada 27 Desember, dan tanggal kematiannya, 19 Maret," kata Aris, ketua Nike Ardilla Fans Club Bandung.
 
Inka Christie
Lady Rocker Tak Pernah Padam
Pada era 90an, ada seorang penyanyi rock wanita yang melejit, yakni Inka Christie. Namanya mulai dikenal publik ketika berkolaborasi dengan penyanyi Malaysia Amy Search. Mereka menelurkan lagu "Cinta Kita" dengan irama slow rock Melayu.
 
"Lagu bersama Amy Search dikatakan orang sebagai lagu yang fenomenal. Inka sendiri tidak mengira karena di usia yang masih belia diduetkan dengan seorang legend dari Malaysia, yang betul-betul penyanyi nomor satu di Negeri Jiran. Dari hasil (duet) itu, jadilah seorang Inka yang dikenal sebagai penyanyi rock ," jelas Inka Christie.
 
Seperti penyanyi rock lainnya di era 80an hingga 90an, Inka bisa menjadi penyanyi terkenal setelah mengikuti beragam festival musik. Berbeda dengan zaman sekarang yang dapat langsung tenar hanya dengan mengikuti ajang pencarian bakat di televisi.
 
"Karena sekarang orang pencetak talent enggak hanya orang seperti saya. Stasiun televisi sekarang membuat program penyaluran bakat. Kalau dahulu, orang bergantung sama saya. Mereka berlatih musik, latihan ngeband, targetnya ikut festival musik Log Zhelebour," jelas Log Zhelebour.
 
"Dari kecil, aku menyukai lagu rock. Dari SD suka belajar lagu rock. Suka nyanyiin lagu Niki Astria 'Jarum Neraka.' Kemudian ikut festival musik rock. Pernah menang juara satu," aku Inka yang kini berhijab.
 
Conny Dio
Lady Rocker Tak Pernah Padam
Lady Rocker lain yang pernah mengikuti ajang festival musik yakni Conny Dio.
 
"Dulu susah, ikut dari festival ke festival. Mulai dari antar RW, pernah juga ajang nasional. Dulu pernah ada program televisi. Saya ikutan Lady Rock sejawa barat tahun 89 dan menang," ucap Conny.
 
Album pertama Connie dirilis tahun 1990, bertajuk "Setitik Air" dan langsung meroketkan namanya.
 
Tantri "Kotak"
Lady Rocker Tak Pernah Padam
Tantri (tengah) bersama rekannya di band Kotak (Foto:-Antara Pey Hardi Subiantoro)
 
Pada era millenium ini, keberadaan musik rock memiliki penggemar sendiri. Meski tak banyak Lady Rocker lahir pada era sekarang, masih ada generasi penerus penyanyi rock di Indonesia.
 
Sebut saja Tantri Syalindri Ichlasari. Walau bukan sebagai solois dan tergabung di band Kotak, nama Tantri melejit di antara nama penyanyi terkenal Tanah Air.
 
Tantri bersama Kotak pernah berduet dengan Simple Plan di lagu "Jetlag."
 
Sejak era 70an hingga kini, para Lady Rocker tetap eksis. Mereka tak bisa diremehkan eksistensinya. Mereka akan terus memajukan industri musik dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Lady Rocker tak pernah padam.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ROS)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan