"Punk itu, kekeluargaan. Ketika kita bisa menerapkan kekeluargaan itu kita bisa main dimana pun," ungkap Arno, vokalis sekaligus gitaris Dongker saat jumpa pers di Kopi Wangsa, Kemang, Jakarta Selatan, pada, Kamis, 17 Oktober 2024.
Arno juga menegaskan bahwa arti punk menurutnya adalah cinta. Ia pun mengutarakan cintanya terhadap pihak-pihak yang turut andil dalam keberlangsungan Dongker hingga berdiri seperti saat ini dan mengakui bahwa awal mula penggemar Dongker itu tumbuh di komunitas atau skena musik lokal.
"Seperti Dongker lah, kita tetap cinta sama siapa pun di sini, karena dia (penggemar Dongker) udah baik sama kami. Jadi, ya selagi kami tahu konteksnya apa, ya paling berbicara aja sih di situ. Karena memang embrio Dongker dari gorong-gorong (kancah musik underground). Jadi punk adalah cinta," sambungnya.
Delpi selaku vokalis dan gitaris turut mengamini pernyataan yang disampaikan oleh rekan satu band-nya itu.
"Sepakat dengan Arno sih, menurut kami anarkis yang baik tuh yang menghormati manusia sebagai manusia tanpa ada yang lebih tinggi atau lebih rendah," tutur Delpi.
Delpi juga menegaskan bahwa Dongker hadir untuk menyebarkan cinta, walaupun makna cinta yang Dongker hadirkan terkesan kontradiktif bagi mereka yang awam. Ia juga menceritakan bahwa Dongker sejatinya lahir di skena hardcore punk yang menyebabkan bahasa ekspresi dari para penikmatnya itu melalui ekspresi fisik.
"Dongker itu ngajakin untuk menyebarkan cinta aja sih. Tapi emang Dongker itu kan lahir di skena hardcore punk, jadi bahasa cinta atau bahasa ekspresinya tuh lewat kekerasan seperti violence dance, moshpit, dan lain-lain. Jadi sedikit kontradiktif memang cinta atau ekspresi kami tuh keras gitu," sambungnya.
Namun, Delpi menekankan bahwa kekerasan tersebut itu bentuk konsensual atau aturan yang telah disepakati bersama oleh para penikmat karya musik Dongker ketika mereka sedang tampil manggung.
Baca juga: Breaking Bad Sudah Lebih dari Satu Dekade, Ini Fakta Keren Walter White |
"Tapi, keras dalam moshpit ini kan konsensual. Meskipun banyak bermain di beberapa event, tapi Dongker tuh awalnya muncul di event hardcore punk yang memang ruangnya itu diciptakan untuk kekerasan secara konsensual itu tadi. Kita saling pukul karena kita emang suka atau menyiptakan ruang tersebut untuk berekspresi dengan cara seperti itu," ujar Delpi.
Bermula dari panggung kecil, saat ini Dongker telah berkembang dan berhasil tampil di panggung-panggung festival besar di Indonesia seperti The Sounds Project, Pestapora, dan Synchronize Festival.
Dongker pun sadar bahwa basis penonton konser mereka ini cukup ekstrem bagi para penikmat atau pendengar musik genre lainnya. Oleh karena itu, Dongker sering mengedukasi para penggemar mereka untuk lebih kondusif atau berekspresi dengan cara yang lebih lembut jika menonton aksi mereka di acara-acara festival.
"Dongker kan saat ini udah main di banyak tempat ya. Tempat-tempat kita sekarang itu sudah campur gitu (tidak hanya terbatas di acara punk), kayak contohnya Dongker pernah main sama Bernadya atau Feby Putri gitu kan cukup ekstrem ya karena pendengarnya cukup berbeda," kata Delpi.
"Kami tuh sedikit mengedukasi penonton Dongker untuk melihat konteks cara menikmatinya kalau di luar atau festival yang memang banyak pendengar lainnya. Kita harus berekspresi dengan cara yang lebih lembut. Jadi makna cinta ini adalah lebur di tiap ruang yang ada, jadi kami sepakat kalau punk itu adalah cinta," tutupnya.
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News