Pasukan Buto Gedrug dan Buto Wayang Orang dalam pagelaran Sabang Merauke The Indonesia Broadway. Foto: dok. Istimewa
Pasukan Buto Gedrug dan Buto Wayang Orang dalam pagelaran Sabang Merauke The Indonesia Broadway. Foto: dok. Istimewa

Pemanasan Menuju Panggung Utama Pagelaran Sabang Merauke, 167 Penari Tampilkan All Sumatra

Fatha Annisa • 28 Juli 2025 17:54
Jakarta: Pagelaran Sabang Merauke – The Indonesia Broadway menampilkan Public Preview: Segmen dari berbagai daerah di Pulau Sumatra (All Sumatra) di Graha Wana Bakti Yasa Yogyakarta, Jumat, 25 Juli 2025.
 
Acara ini digelar setelah para penari melakukan latihan intensif selama dua bulan. Public Preview ini lantas menjadi momentum penting dalam persiapan menuju pentas utama yang dijadwalkan berlangsung di Indonesia Arena, Jakarta, pada 23 dan 24 Agustus 2025.
 
“Dari total 351 penari, sebanyak 167 penari menampilkan segmen All Sumatra sebagai cuplikan kemegahan Pagelaran Sabang Merauke nanti di bulan Agustus. Masih ada waktu satu bulan menuju pementasan utama, dan kami masih menyiapkan banyak kejutan,” ujar Silvi Liswanda, Wakil Presiden Direktur & Deputy CEO iForte sekaligus Executive Producer PSM.
 
Rusmedie Agus, Sutradara Pagelaran Sabang Merauke sejak 2022, menambahkan bahwa public preview ini hanya menampilkan 30 persen dari keseluruhan cerita besar Hikayat Nusantara.
 
“Dalam segmen ini, karakter Yuyu Kangkang bersama pasukan Buto Gedrug, Buto Wayang Orang, dan siluman Yuyu hadir sebagai antagonis yang menjadi simbol bahaya laten. Selain itu, ada kisah Malin Kundang yang dihidupkan kembali oleh Kanastren, istri Semar dari wujud batu menjadi manusia, yang kemudian ingin mengadakan karnaval besar di Pulau Andalas sebagai bentuk permintaan maaf pada ibundanya,” jelasnya.  
 
 
Baca juga: Tangis Yura Yunita Pecah saat Persiapan Pagelaran Sabang Merauke
 

Beragam Tarian Tradisional Ditampilkan

Pemanasan Menuju Panggung Utama Pagelaran Sabang Merauke, 167 Penari Tampilkan All Sumatra
Proses Latihan Gending Sriwijaya - Sumatera Selatan. Foto: dok. istimewa
 
Karnaval dimulai dengan rangkaian tarian tradisional dari Aceh hingga Lampung, seperti Ratoh Djaroe, Seudati, Rapa’i Geleng, Lompat Batu, Tor-Tor, Tari Cawan, Tradisi Anak Jambi, Zapin, dan Melayu. 

Tarian-tarian tersebut dikolaborasikan dengan tarian modern seperti jazz latin, balet, dan hip hop dengan iringan lagu Bungong Jeumpa (Aceh), Butet dan Rambadia (Sumatra Utara), Injit-Injit Semut (Jambi), Pak Pung Pak Mustafa (Riau), Gending Sriwijaya (Sumatra Selatan), Pang Lipang Dang (Lampung), dan Kambanglah Bungo (Sumatra Barat).
 
Segmen ini kemudian ditutup dengan dengan lagu Pulau Andalas Bersatu, yang diarransemen dengan apik oleh Elwin Hendrijanto sebagai music director, yang bekerja sama dengan para musisi tradisional nusantara yang dipimpin oleh Kidung Basuki.
 
Menurut Sandhidea Cahyo Nurpati, Lead Koreografer Pagelaran Sabang Merauke, segmen pembuka ini menampilkan 35 dari total hampir 100 koreografi yang terus dikembangkan.
 
“Kami melakukan riset langsung ke daerah untuk menjaga keaslian gerak dan semangat tarian tradisional. Tantangan terbesarnya adalah memadukan gerak tari Melayu dengan tarian modern, menyesuaikan dengan alur cerita dan latar belakang penari yang sangat beragam,” ungkapnya.
 
 
Baca juga: Pagelaran Sabang Merauke 2025 Hadirkan 1000 Pelaku Seni dari Berbagai Daerah
 

Kesan Penari selama Berlatih

Pemanasan Menuju Panggung Utama Pagelaran Sabang Merauke, 167 Penari Tampilkan All Sumatra
Proses Latihan Intensif 167 Penari Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway 2025. Foto: dok. istimewa
 
Para penari pun mengaku mendapatkan pengalaman yang berkesan selama latihan. Aljufikar Rahawarin, penari asal Papua, menyebut latihan sebagai "kawah candradimuka" yang mengasah kemampuan sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap budaya Nusantara.
 
Sementara Nindi Syafura dari Aceh mengungkapkan bahwa pengalaman ini mempertemukannya dengan penari dari berbagai penjuru Indonesia, dan menjalin rasa kebersamaan yang kuat.
 
“Ini proses yang seru dan menyenangkan bertemu dengan seluruh penari dari penjuru Nusantara dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Dalam proses ini, para penari menjalin keterikatan rasa sehingga menjadikan kami layaknya sebuah keluarga,” tuturnya.
 
Baca juga: Ivan Gunawan Ungkap Tantangan Terlibat di Pagelaran Sabang Merauke 2025
 

Kostum Spektakuler Perkuat Visualisasi Pertunjukan

Visualisasi pertunjukan juga diperkuat dengan kostum spektakuler hasil kerja sama bersama Jember Fashion Carnival dan Pesona Gondanglegi. Di adegan “All Sumatera”, muncul kostum ikonik seperti Gajah Putih dan Harimau Sumatra. Menariknya, Barongsai Kong Hahong peraih gelar juara dunia juga tampil untuk pertama kalinya dalam adegan Sumatra Selatan.
 
Sejumlah seniman ternama turut ambil bagian dalam pertunjukan ini, termasuk Indra Bekti sebagai Bagong, Risang Januar Wendo sebagai Petruk, dan Zahara Christie (Zee) yang mewakili generasi muda. Sruti Respati hadir sebagai Kanastren.
 
Sedangkan dari sisi busana, perancang busana kenamaan seperti Priyo Oktaviano, Era Soekamto, Wilsen William, Adechan, hingga Temma Prasetyo turut terlibat. Total ada 19 desainer nasional yang mendukung pertunjukan ini.
 
“Kami ingin mereka (generasi muda) ingat bahwa nilai-nilai luhur bangsa ini tercermin dalam seni dan budaya yang hanya dimiliki Indonesia,” kata Ferdinandus Aming Santoso, Presiden Direktur & CEO iForte dan Protelindo Group.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(PRI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan