Spotify & Starbucks bekerja sama membangun ekosistem musik baru (Foto:Getty Images)
Spotify & Starbucks bekerja sama membangun ekosistem musik baru (Foto:Getty Images)

Spotify & Starbucks Bangun Ekosistem Musik Baru

Agustinus Shindu Alpito • 20 Mei 2015 12:18
medcom.id, Los Angeles: Berbagai cara ditempuh untuk memasarkan musik secara legal dan memberi keuntungan bagi semua pihak yang terlibat.
 
Setelah penjualan fisik terus menurun, layanan streaming musik dianggap sebagai salah satu cara baru dalam menikmati musik.
 
Lantas, sejauh apa layanan streaming memaksimalkan potensinya?

Pada Februari lalu kedai kopi internasional, Starbucks, memutuskan tidak lagi menjual CD. Starbucks kemudian mengumumkan kerja sama baru dengan perusahaan layanan streaming musik Spotify untuk membangun ekosistem musik baru, Selasa (19/5/2015).
 
Skema kerja sama itu adalah dengan melibatkan barista (peracik kopi) dan karyawan Starbucks. Mereka akan mendapat keanggotaan premium dari Spotify. Dengan sebuah alat khusus, mereka bisa memengaruhi pelanggan sembari menikmati kopi.
 
Selain itu, Spotify akan mengurusi lagu-lagu untuk diaplikasi Starbucks via ponsel pintar. Nantinya, daftar lagu itu akan terhubung dengan Spotify yang memungkinkan pengguna melihat lagu-lagu yang diputar di gerai Starbucks dalam dua dekade terakhir.
 
Juga diadakan beberapa program lain, yakni memberi imbalan tertentu bagi pengguna Spotify atau memberi kesempatan bagi pelanggan untuk memilih lagu yang akan diputar di kedai Starbucks.
 
"Dalam sejarahnya, Starbucks telah bekerja sangat dekat dengan industri musik, menawarkan para seniman berbagai platform untuk karya mereka. Dengan menghubungkan sistem Spotify ke gerai kita ditambah ekosistem digital, kita menemukan cara agar jutaan pelanggan kami menemukan musik," kata Howard Shultz, chairman dan CEO Starbucks, seperti dilansir Rolling Stone.
 
Bos besar Spotify, Daniel Ek, menyambut baik kerja sama ini.
 
"Starbucks memiliki sejarah musik yang kaya dan pelanggannya yang penggemar musik dapat membuat kita bangga jadi mitra mereka. (Kapasitas katalog) Spotify mampu memutar musik selama 25 miliar jam dari seluruh dunia, dan kami melihat ke depan untuk menciptakan toko dengan memberi pengalaman musik yang unik, juga menjadikan popularitas Starbucks yang lebih dari 20 tahun terjangkau di tiap Starbucks kesayangan pelanggan, juga untuk 60 juta pelanggan Spotify," jelas Daniel.
 
Kerja sama itu akan resmi digelar di Amerika Serikat pada musim gugur tahun ini. Sedangkan, di Kanada dan Inggris menyusul kemudian.
 
Starbucks pertama kali menjual CD pada 1994. Gerai kopi itu pernah menjalin kerja sama dengan para musisi dunia. Salah satunya, Paul McCartney.  Sayang, merosotnya penjualan CD memaksa kedai kopi paling populer sedunia ini menyetopnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan