GHG memberikan warna yang berbeda dalam musik yang diusungnya. Sebelumnya, Sorge dikenal melalui duo Banda Neira yang mengusung aliran nelangsa pop.
"Kita suka sama materi albumnya GHG, bagus. Untuk musik-musik progresif di kalangan muda masih jarang ya. Ada beberapa tapi masih bisa dihitung jari. Kalau misalnya kita lihat IPS (Indonesia Progressice Society) isinya orang tua semua," jelas Eky Alkautsar, Co-Founder Sorge Records saat ditemui di kawasan Gandaria, Jakarta, baru-baru ini.
Saat awal terbentuk, GHG bermusik dengan cadas dan berfokus pada aliran metal sebagai dasarnya. Namun, seiring berjalannya waktu, GHG mulai sedikit mengubah alirannya dan bereksplorasi dengan pengaruh musik psychedelic dan progressive rock.
Kecadasan GHG dapat terasa pada singel mereka yang dirilis pada tahun 2012 berjudul Winter’s Calling. Lagu dengan nuansa metal yang kuat dengan noise dan scream di dalamnya.
"Awalnya kita dulu mainkan musik death metal. Memang kalau dari kita sih senang banget sama kencang-kencang gitu. Apalagi dulu scene-nya di mana-mana,” jelas Joko Jodi, vokalis GHG.
Bertambahnya umur dan kedewasaan dari para personel serta bertambahnya ilmu dan wawasan membuat mereka mencoba menjajaki genre yang berbeda, meskipun tidak jauh berubah menjadi rock.
"Entah kenapa kita enggak bisa jujur tuangkan ide hanya dari death metal, ditambah posisi kita yang hanya bertiga. Saya sebagai vokalis enggak bisa growl dan teknik yang macam-macam," kata Joko.
Banyak sumber yang menjadi inspirasi mereka dalam bermusik. Tak hanya sekadar rock dan metal, mereka mengikuti dari musik keroncong hingga orkestra.
"Kalau pengaruh bermusik sih macam-macam, dari lokal sampai mancanegara, dari keroncong hingga orkestra. Yang pasti enggak Justin Beiber,” canda Joko Jodi.
Joko Jodi sendiri sebagai vokalis mengaku bahwa ia menyukai lagu-lagu lawas. "Saya sih suka banget sama lagu-lagu lawas Chrisye, Kantata Takwa, Iwan Fals, Potret, /Rif, sama banyak band underground juga seperti Jeruji, Koil, Burgerkill, Homicide, Siksakubur, dan masih banyak lagi sih,".
“Kita juga sebenarnya enggak harus berpatok pada progresif, rock atau metal. Hanya mungkin saya sebagai vokal dan gitar, ya biasanya nyanyi rock,” lanjutnya.
Pada Oktober 2015, akhirnya GHG bisa merilis album pertamanya setelah sebelumnya hanya merilis singel. Album debut mereka ini diberi judul Mala yang berisi delapan lagu di dalamnya.
Di album ini mereka mulai meninggalkan sound metal yang berat. GHG lebih bereksplorasi pada musik progressive rock sambil menyediakan ruang untuk menunjukan permainan musik instrumental mereka.
Pada bagian lirik di album Mala ini banyak bercerita tentang konflik pada situasi sosial dalam masyarakat. Seperti tentang kekeringan lahan, konflik tanah, cinta, pertentangan antara kaum marjinal dan pemerintah, dan berbagai isu sosial lainnya.
Berani Memainkan Progresif
GHG kini tengah menancapkan eksistensi sebagai band progressive rock dan metal yang saat ini sudah jarang ditemui di Indonesia, khusunya di kalangan anak muda.
Mungkin di era 70-80an kita bisa menjumpai grup musik semacam Guruh Gipsy, Giant Step, Shark Move, Abhama, dan God Bless. Kemudian di era 90-an ada Kantata Takwa dan Pendulum. Di era 2000-an ada Ballerina. Beberapa dari band tersebut masih bertahan sampai sekarang, namun berada dalam kondisi stagnan.
Itu yang ingin coba didobrak oleh para personel dari GHG, di mana biasanya di kancah lokal musik progresive terkesan dimainkan oleh musisi-musisi yang usianya sudah tidak lagi muda. GHG coba memainkannya dengan nada-nada yang terbilang ear-catchy, dengan sedikit memasukan pengaruh progressive metal di dalamnya.
Namun, GHG juga mengaku tidak takut jika seandainya musik yang mereka mainkan dianggap sebagai ‘musiknya orang tua’ dan kemudian tidak laku.
"Kita tidak ada takutnya sih. Kita main musik kan buat lepasin unek-unek kok. Jadi tidak ada ancaman dari kebutuhan pasar. Malah kita senang kalau bisa main musik sama bapak-bapak atau kakek-kakek, soalnya mereka bisa kasih pelajaran yang timeless," pungkas Joko Jodi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id