Transformasi penampilan Rama Aiphama (Foto: Dok. Indolawas Official (kiri), YouTube (kanan)
Transformasi penampilan Rama Aiphama (Foto: Dok. Indolawas Official (kiri), YouTube (kanan)

Secuplik Karier Musik Rama Aiphama

Cecylia Rura • 11 Maret 2020 12:27
Jakarta: Sayyid Muhammad bin Syagab Al-Idrus menghembuskan napas terakhir pada Rabu, 11 Maret 2020. Kepergian musisi yang karib dengan nama Rama Aiphama ini cukup dikenal dan ikonik ketika hadir di tahun 1980-an.
 
Album pertama Rama Aiphama saat itu berjudul Ratna, diproduksi Atlantic Records pada 1987. Album ini didukung Leo Manuputty sebagai music director. Dalam catatan akun Instagram yang mengulas musik-musik populer tempo dulu, Indolawas Official, seniman berdarah Gorotalo-Arab itu lebih dulu aktif sebagai komposer sebelum naik pentas.
 
Album Ratna dikabarkan tak begitu laris di pasar musik karena tak begitu dipromosikan dan dinilai kurang kuat. Meski terbilang gagal, Rama Aiphama terus berkarya hingga dikenal sebagai penyanyi keroncong dangdut.

Ketika tahun 90-an, Rama Aiphama beralih ke musik keroncong disko. Saat itu lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang Cah Ayu serta lagu aransemen ulang Dinda Bestari karya Mus Mulyadi populer di telinga penikmat musik. 
 
Karier Rama Aiphama sejatinya berawal sejak tahun 1981 hingga 2003. Rama menelurkan beberapa karya musik dengan ciri khas gamis warna mentereng dan topi bundar.
 
Bicara soal genre tak dapat dipetakan spesifik. Namun, setidaknya dia dikenal melalui musik-musik melayu, reggae, dangdut, dan keroncong yang didengungkan.
 
Lama setelah namanya tak terdengar di industri musik, nama Rama Aiphama kembali ramai atas pemberitaan gugatan cerai dari sang istri, Euis Kartika Sari pada 2008. Mereka bertikai lantaran adanya tindak kekerasan dalam rumah tangga dan sikap kurang terpuji Rama Aiphama terhadap asisten rumah tangga. Pada akhirnya Rama Aiphama dan Euis Kartika Sari bercerai tahun 2009. 
 
Rama Aiphama menikahi Euis Kartika Sari pada 1993. Mereka dikaruniai tiga orang anak yakni Salsabila, Kemal, dan Syekhan.
 
Rama Aiphama tengah disemayamkan di rumah duka di Jalan SDI Batu Ampar Condet, Jakarta Timur. Rencananya jenazah akan dimakamkan selepas ba;da ashar sore nanti di TPI Al Muchdar Cimanggis, Jakarta.
 
Rama Aiphama meninggal dalam usia 63 tahun.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan