Benyamin Sueb (Foto: via wikipedia)
Benyamin Sueb (Foto: via wikipedia)

Hari Musik Nasional

Benyamin Sueb: Dari Ngak Ngik Ngok Menjadi Legenda Betawi

Dhaifurrakhman Abas • 09 Maret 2020 08:00
Siapa yang tak kenal Benyamin Sueb? Bang Ben, sapaannya merupakan seniman serba bisa, baik di bidang musik hingga perfilman. Mungkin karena pria kelahiran Kemayoran, 5 Maret 1939 ini tumbuh di lingkungan keluarga yang berkesenian.
 
Engkongnya, Haji Ung, merupakan seniman pertunjukan teater rakyat, Dulmuluk. Dia kaya raya, tanahnya terbentang luas di kawasan Kemayoran, Jakarta. Tetangganya juga merupakan seniman yang dulu moncer di televisi, pelawak Ateng. Barangkali hal ini yang menumbuhkan bakat seni dalam diri Ben.
 
Dalam buku Benyamin Muka Kampung, Rezeki Kota karya Ludhy Cahyana dan Muhlis Suhaeri, bakat seni Ben sudah terlihat sejak usianya empat tahun. Dia diajak kakak-kakaknya mengamen dengan rombeng-rombengan berkeliling kampung. Mereka kerap membawakan lagu melayu hingga Belanda.

Pendapatannya kala itu dipakai untuk menambah uang jajan. Mafhum saja, saat itu Ben hanya dihidupi ibunya seorang diri. Ayahnya, Haji Suaeb, meninggal dunia sejak Ben berusia dua tahun.
 
Bermain Lagu Barat
 
Dalam buku berjudul Kompor Mleduk: Benyamin S, Perjalanan Karya Legenda Seni Pop Indonesia,  disebutkan bakat bernyanyi Ben berlangsung hingga ia dewasa. Ketika berusia 20-an, dia bergabung dengan grup musik Melody Boys pada akhir tahun 50-an bersama teman-temannya di SGD (Sekolah Guru), Kepu Dalam, Kemayoran Pusat. Ben yang kala itu diberi tanggung jawab sebagai penyanyi latar dan pemain bongo.
 
Mereka kerap tampil membawakan lagu jazz, blues dan lagu kebarat-baratan di tempat hiburan, macam Yacht Club Sindang Laut, Night Club Nisantara di Harmoni dan Hotel Des Indes. Saat itu Ben belum menjadi orang besar, namun grup musik mereka jadi langganan bermain di tempat hiburan itu.
 
Mereka piawai mengiringi orang dansa dengan lagu-lagu barat yang ngetren saat itu seperti When I Fall in Love hingga Unchained Melody. Mereka pun dibayar Rp200,- dan beras 50 Kilogram per bulan oleh pimpinan Yacht Club saat itu bernama Letnan Dading.
 
Suatu ketika, Ben bersama Melody Boys pernah disentil wartawan Harian Warta Bhakti saat tampil di Yacht Club di kawasan Sindang Laut, Jakarta Utara. Kala itu mereka tengah memainkan lagu Blue Moon yang lagi ngetren. Di tengah permainannya, wartawan itu menghampiri mereka dengan nada bicara tinggi.
 
"Kamu orang apa? Kenapa nyanyi lagu barat?" kata wartawan tersebut.
 
Wartawan tersebut sepertinya tak senang. Dia bersikeras agar Melody Boys mulai memainkan lagu keroncong macam Bengawan Solo. Ben menjawab dengan tegas.
 
"Ini kan lagu dansa, masa saya mau nanyi keroncong? Nanti dansanya ngaco," tutur Benyamin yang kala itu menyanyikan lagu Blue Moon.
 
Namun, Ben sadar ini bukan gertakan kosong. Sebab pelarangan musik barat memang berbarengan dengan situasi politik dalam negeri saat itu. Pemerintah Orde Lama melarang beragam jenis musik barat, terutama segala sesuatu yang berhubungan dengan Elvis Presley dan The Beatles dimainkan di Tanah Air.
 
Misalnya saja musisi Koeswoyo Bersaudara yang ditangkap pada 29 Agustus 1965 karena dinilai menirukan musikalitas The Beatles. Mereka ditahan sekitar tiga bulan dan dilepaskan beberapa saat setelah Gerakan 30 September meletus.
 
Karena tak ingin bernasib sama seperti Koes Plus yang ditahan karena memainkan lagu-lagu barat, Melody Boys pun lantas melantunkan Bengawan Solo. Sayang, pengunjung Yacht Club yang sedang asyik berdansa kebingungan dan justru memilih pulang.
 
Benyamin Sueb: Dari Ngak Ngik Ngok Menjadi Legenda Betawi
Benyamins S (Foto: via wikipedia)
 
Lagu Tradisional
 
Usai kejadian di Yacht Club, grup musik Melody Boys bertransformasi menjadi Melodi Ria di awal tahun 60-an. Kala itu mereka mulai mengalihkan permainan musik mereka dari lagu-lagu barat ke lagu daerah.
 
Ben juga menciptakan lagu-lagunya sendiri yang bernuansa Betawi namun dengan sentuhan-sentuhan genre blues hingga rock yang dulu dikenal dengan musik underground. Tapi Ben waktu itu tak percaya diri membawakan lagunya sendiri.
 
Karena pergaulannya dengan sesama musisi, jadilah lagunya kerap dibawakan musisi lainnya. Misalnya saja lagu Ade-Ade Aje dan Hujan Gerimis yang saat itu sukses di pasaran di bawakan penyanyi lainnya.
 
Menurut pengamat musik, David Tarigan, yang menjadikan lagu-lagu Ben sukses barangkali karena keunikan dari diri Ben yang penuh ekspresif. Meskipun saat itu bukan Ben yang menyanyikan lagu-lagunya.
 
"Apapun yang dilakukannya bisa menjadi seperti pakem, baik di musik Indonesia khususnya musik populer. Jadi memang, ya sampai sekarang orang masih menghidupi apa yang dia buat," kata David Tarigan, berbincang dengan Medcom.id tempo hari.
 
Nama Ben kian meroket seketika, Ateng yang merupakan pelawak, mengenalkannya kepada musisi Bing Slamet. Menurut buku Kompor Mleduk: Benyamin S, Perjalanan Karya Legenda Seni Pop Indonesia di Studio Dimita, Ben, memang sudah lama ingin lagunya dinyanyikan Bing yang memang salah satu idolanya.
 
Tak lama setelah perkenalan ini, Ben memberanikan diri untuk memberikan lagu ciptaannya yang berjudul Malam Minggu kepada Bing. Setelah diubah sedikit syair dan nadanya, lalu dinyanyikan Bing dan direkam dengan judul Nonton Bioskop.
 
Sontak saja. Lagu yang dirilis dalam format piringan hitam ini meledak di pasaran. Saking suksesnya, lagu itu kemudian direkam ulang dalam format pita kaset.
 
Mulai Tenar
 
Kesuksesan Bing menyanyikan lagu ini juga mulai mendongkrak nama Ben. Sebabnya, tiap kali membawakan lagu Nonton Bioskop, Bing selalu mengatakan di depan penonton,
 
"Ini lagu milik adik saya, Benyamin," ujar Bing.
 
Kontan Ben semangat menulis lagu lebih banyak. Hingga satu kali Ben menghampiri Bing dengan membawa lagu berjudul Si Jampang. Tapi lagu ini ditolak Bing dengan alasan lagu itu tak cocok ia bawakan. Bing lantas menyarankan Ben untuk menyanyikan sendiri lagunya.
 
Ben takluk. Pinta Bing ditambah sokongan dari kawan-kawannya di Melodi Ria, membuat Ben memberanikan diri membawakan lagu Si Jampang. Benar saja, intuisi Bing. Lagu Si Jampang meledak di pasaran. Terlebih lagu ini dibawakan dengan cara berekspresi Ben yang unik. Sejak saat itulah Ben memutuskan untuk total terjun ke dunia musik .
 
"Banyak dari karyanya yang memiliki daya tarik yang bisa menggaet perhatian atau hati penggemar musik internasional. Karena apa yang dihasilkan beda banget. Walaupun jelas ada pengaruh musik internasional, barat khususnya, tapi apa yang dia buat enggak ada di mana-mana. Cuma dia. Bisa sebegitu spesialnya dia," papar David Tarigan.
 
Hal serupa diungkapkan salah satu rekan Benyamin, Hary Sabar. Dia mengatakan, spontanitas dan humor yang selalu menjadi ciri khasnya. Ini yang membuat Ben sangat dikenang tak lekang oleh waktu.
 
"Benyamin pernah nyanyi hanya dalam one take itu yang blues, bisa sampe kita ngakak-ngakak," tutur dia.
 

Benyamin Sueb: Dari Ngak Ngik Ngok Menjadi Legenda Betawi
Benyamin S (Foto: via discogs)
 
Benyamin makin tenar ketika dirinya dipertemukan dengan Ida Royani untuk berduet. Hasil kolaborasi merrka berdua berhasil melambungkan nama merrla sebagai duet penyanyi paling populer pada zamannya di Indonesia. Beberapa lagu garapan mereka juga menjadi hits seperti Hujan Gerimis.
 
Tak hanya pada bidang musik, Benyamin juga populer di dunia perfilman. Dia terlibat beberapa judul film yang makin membesarkan namanya macam Banteng Betawi (1971) dan Biang Kerok (1972).
 
Dia juga pernah mendapat Piala Citra sebagai Pemeran Utama Terbaik di film Intan Berduri (1972). Di tahun yang sama,  Ben juga terlibat bermain di film Si Doel Anak Betawi besutan sutradara Sjumanjaya.
 
Benyamin juga mendirikan Radio FM bernama Bens Radio pada 5 Maret 1990. Radio yang didirikannya ketika usianya menginjak 51 tahun Itu menjadi salah satu peninggalannya. Ben wafat tahun 1995. Hingga kini, Bens Radio masih berdiri.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan