Hal tersebut diceritakan Soleh saat menjadi bintang tamu di episode terbaru siniar Shindu's Scoop yang tayang di kanal YouTube Medcom.id.
"Gua sempet ikut pesantren kilat di tahun 90, tapi cuman sebulan. Di pesantren kilat itu dibilang musik itu haram, kecuali suara yang keluar dari laki-laki atau musik yang dimainkan dari kulit binatang," tutur Soleh Solihun.
Soleh pun mengaku bahwa dirinya juga sempat merasa was-was ketika mendengar musik cadas dan alternatif yang tengah mendominasi di era tersebut seperti Guns N' Roses, Metallica, hingga Faith No More.
"Gua merasa takut dan deg-degan, zaman segitu kan era-era musik kenceng banget dan genre alternatif. Gua jadi mikir, 'Wah ini kafir-kafir semua nih, musik haram'," lanjutnya.
| baca juga:
|
Namun, pandangan Soleh pun mulai berubah ketika dirinya mulai terpapar musik dari Iwan Fals dan Slank, dua musisi yang dianggap olehnya lebih "aman" karena memiliki kepercayaan agama yang sama dengannya.
"Kayaknya Allah nggak terlalu marah deh, karena kan yang nyanyi orang Islam juga. Terus ketemu Slank juga 'Oh, Slank Islam Semua. Nah, ini juga nggak apa-apa lah kayaknya," ujar Soleh.
Karena hal itulah, masa remaja Soleh Solihun pun banyak diwarnai dan dihabiskan untuk mendengarkan karya musik Iwan Fals dan Slank.
Ia juga mengakui bahwa referensi dan wawasan musiknya mulai terbuka luas ketika menempuh masa kuliah.
"Masa remaja gua Iwan Fals sama Slank doang. Baru pas kuliah gua mulai terbuka dengan musik lain, mungkin karena udah makin menipis kali ya religiositas pas kuliah. Jadi gua mikir 'yaudahlah kayaknya nggak apa-apa lah haram juga. Gua dengerin aja lah ini musik, orang menghibur gini kok, yang penting kan gua nggak melanggar ajaran agama, mabok mabok, zinah," terangnya.
"Nggak apa-apa kayaknya kalaupun dosa. Setidaknya musik tidak melanggar dosa-dosa besar," tutup Soleh Solihun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
