Pemilihan judul untuk album perdananya itu ditemukan seiring perjalanan kariernya sebagai solois. Menurutnya, angka 17 memiliki banyak makna spesial dan sakral dalam kehidupan, termasuk digunakan untuk nama band Seventeen.
"Dalam hidup aku, 17 itu nama sebuah band. Rumah dimana aku hidup di sana. Wah ini keren kalau judulnya 17," ucap Ivan Seventeen, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Pada awalnya, ia tidak ada memiliki rencana untuk merilis sebuah album. Apalagi setelah insiden tsunami yang menewaskan tiga anggota band Seventeen, yaitu M Awal Purbani (bass), Herman Sikumbang (gitar), Windu Andi Darmawan (drum) pada 2018 lalu.
baca juga: |
"Cuma aku perlu mengeluarkan album sebagai bagian dari identitasku sebagai musisi," tutur Ifan.
Album 17 terdiri dari 9 lagu di dalamnya, termasuk lagu utama yang bertajuk "Munajat Cinta". Ia mengatakan harusnya terdapat 10 lagu di album tersebut, tetapi ada satu lagu bertajuk "Pernah Di Sana" (2024) yang tidak bisa dimasukan ke dalamnya.
"Harusnya 10 lagu, tapi 1 lagunya nggak bisa dimasukan ke dalam albumnya. Kelamaan (kalau bikin satu lagu lagi)," kata Ifan.
Untuk album perdananya ini, penyanyi dengan nama asli Riefian Fajarsyah itu mencoba untuk menyesuaikan daftar lagunya dengan industri musik saat ini. Lagu-lagu yang ada di dalam album 17 ini memiliki penataan lirik yang berbeda.
"Sebagai musisi 2000-an sadar bahwa industri musik telah berubah. Lagu zaman sekarang sudah berbeda, secara penataan lirik berbeda," ujar Ifan.
"Di album ini, gue coba gabungkan dengan rasa waktu di Seventeen dan zaman sekarang. Album ini tidak semuanya tentang cinta," lanjutnya.
Album 17 ini memakan waktu 1 tahun 7 bulan hingga akhirnya rampung. Salah satu hal unik dalam pembuatan album tersebut adalah proses rekaman yang dilakukan di bawah kaki gunung.
"Biasanya gue sama (band) Seventeen rekaman di studio, tapi album ini gue rekam di tiga kaki gunung berbeda, (yaitu) Salak, Merapi, Merbabu. Karena gue pengin mengambil esensi alam," kata Ifan.
Saat itu, ia membuat sebuah studio di dalam villa yang berlokasi di bawah ketiga kaki gunung tersebut. Meski suara serangga yang hidup di alam masuk ke dalam rekamannya, Ifan mengaku tidak masalah selama tidak mengganggu.
"Gue nyari villa-villa yang gede di Kaki gunung, terus gue bikin studio di sana. Ada beberapa lagu yang bocoran-bocoran suara jangkrik gitu-gitu tuh masuk (ke rekaman). Cuma menurut gue ya fine, asal nggak ganggu," pungkas Ifan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id