Voice of Baceprot (Foto: instagram)
Voice of Baceprot (Foto: instagram)

Kegiatan Personel Voice of Baceprot Sebelum Terkenal: Jualan Cilok hingga Jaga Warung

Medcom • 13 April 2022 08:00
Jakarta: Voice of Baceprot (VOB) adalah band metal asal Garut, Jawa Barat beranggotakan tiga perempuan berhijab. VOB akhir-akhir ini menjadi pusat perhatian pecinta musik mental Indonesia, sebab mereka telah go international dengan mengikuti konser tur Eropa Fight, Dream, Believe dan terdaftar untuk manggung di Wacken Open Air 2022.
 
Shindu's Scoop berkesempatan untuk mewawancarai VOB dan mengulik perjalanan karier mereka. Ternyata, sebelum terkenal, personel VOB sempat menjalani berbagai macam kegiatan seperti berjualan.
 
"Jadi, aku jualan pas pandemi, jual seblak dan bakso. Awalnya, aku iseng bikin cemilan makaroni, tapi pas udah jadi aku rasa sayang, jadi jual aja." kata bassis Widi Rahmawati.

Rekannya, vokalis sekaligus gitaris Firdda Marsya Kurnia dan drummer Euis Sitti Aisyah ternyata menggemari masakan yang dibuat olehnya. Widi sering membawa bingkisan makanan saat sebelum latihan.
 
Sementara itu, Firdda Masrya Kurnia sering mengantarkan ibunya membeli bahan-bahan memasak untuk dijual, karena diketahui ibunya memiliki usaha warung kecil.
 
"Kalau aku biasanya bantuin mama yang buka warung kecil. Aku dulu suka disebut ojek gunung, karena kalau aku anter mama belanja bawa banyak barang. Jadi, aku tuh udah kayak ojek di sana. Banyak yang nanya, 'Gak malu?', lah ngapain malu, justru aku makan dari situ." jelasnya.
 
Firdda Masrya Kurnia itu justru mengaku senang dapat mengantar ibunya berbelanja, statusnya sebagai artis tidak mengubah pandangan terhadap sosok ibu, dan membuat kegiatan se-simple mengantar sang ibu sebagai momen untuk bercakap-cakap. Tidak hanya mengantarkan ibunya, vokalis tersebut juga berjualan kerudung, kadang-kadang suka memamerkannya sebelum latihan bermusik.
 
Euis Sitti Aisyah, drummer VOB membeberkan kalau ternyata kegiatannya selain bermusik tidak hanya satu atau dua, melainkan tiga. Yaitu ketika masih di bangku sekolah, dia berjualan jajanan cilok, ketika pandemi tiba, dia berkecimpung di toko sepatu dan restoran ayam geprek.
 
"Kalau aku pas masih sekolah dagang cilok karena pelajaran kewirausahaan, sayangnya penjualannya rugi. Besoknya, temen aku ada yang bilang suka dengan ciloknya, terus dilanjutin jualan cilok." tutur Sitti.
 
"Sementara pas pandemi itu gak ada manggung, kakak aku kebetulan punya toko sepatu dan aku diangkat jadi karyawan. Kakak aku ngajak jaga toko sepatu dan dibayar sebulan Rp. 450 ribu. Sisanya, karena di dekat toko sepatu ada restoran ayam geprek, aku yang nyuci ayamnya. Misalnya berangkat ke toko jam 8, jam 7 nyabut bulu ayam." sambungnya.
 
Terlihat jelas kedekatan antara personel VOB ini, faktanya, mereka punya sebuah perjanjian untuk mendukung usaha satu sama lain di luar karier mereka bermusik. (Yahya Nadim Oday)
 

 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan