Melansir dari NME, desakan tersebut disampaikan melalui sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada Perdana Menteri Keir Starmer. Sebelumnya, para musisi ternama seperti bassis The Beatles Paul McCartney, Florence Welch, Kate Bush, hingga Robbie Williams juga telah menandatangani surat serupa yang meminta perlindungan hukum terhadap karya berhak cipta dari potensi pelanggaran oleh AI.
Surat ini muncul menjelang pemungutan suara penting yang dijadwalkan berlangsung di House of Lords (majelis tinggi di Parlemen Inggris) pada Senin, 12 Mei 2025. Pemungutan suara tersebut akan menentukan nasib amandemen rancangan undang-undang yang mewajibkan pengembang AI untuk secara transparan mengungkap materi berhak cipta apa saja yang digunakan dalam proses pelatihan model mereka.
baca juga: Deretan Musisi Dunia Batal Gelar Konser di Jakarta, Dua Lipa hingga AX7 |
Namun, hingga saat ini, pemerintahan Starmer menolak mendukung amandemen tersebut, dan lebih memilih untuk melanjutkan proses konsultasi yang sedang berlangsung. Berdasarkan hukum saat ini, penambangan data untuk tujuan nonkomersial diizinkan secara default. Untuk penggunaan komersial, pemilik hak cipta harus secara aktif menolak penggunaan karya mereka.
Langkah ini menjadi sorotan penting di industri musik, karena menyangkut perlindungan Hak Cipta dan kejelasan etika dalam pemanfaatan karya kreatif oleh teknologi.
Surat Terbuka dari Elton John untuk Perdana Menteri Keir Starmer
Surat terbuka yang digaungkan oleh Elton John yang mewakili ratusan artis serta musisi Inggris menyoroti pentingnya perlindungan Hak Cipta dalam menghadapi ancaman dari teknologi AI. Surat tersebut ditujukan langsung kepada Perdana Menteri Keir Starmer, dengan pesan yang kuat tentang urgensi menjaga keberlanjutan industri kreatif di Inggris.
“Hak cipta kreatif adalah urat nadi industri kreatif. Hak cipta tidak hanya mengakui otoritas moral kami atas karya yang kami ciptakan, tetapi juga menjadi sumber pendapatan bagi 2,4 juta orang di seluruh Inggris Raya," bunyi salah satu kutipan dalam surat yang dikutip dari Instagram @eltonjohn pada Minggu, 11 Mei 2025.
Dalam pernyataan tersebut, para seniman juga menegaskan bahwa mereka tidak menentang kemajuan teknologi. Justru, industri kreatif selama ini dikenal sebagai pengadopsi awal berbagai bentuk inovasi.
"Kami tidak menentang kemajuan atau inovasi. Industri kreatif selalu menjadi pengadopsi teknologi sejak awal. Memang, banyak penemuan terhebat di dunia, mulai dari bola lampu hingga AI itu sendiri, merupakan hasil dari pikiran kreatif Inggris yang bergulat dengan teknologi," lanjut isi surat tersebut.
Surat itu juga menegaskan bahwa tugas utama pemerintah adalah melindungi warga negaranya. Oleh karena itu, amandemen RUU Hak Cipta yang saat ini tengah dibahas harus menjadi tonggak transparansi di era AI.
“RUU ini akan menempatkan transparansi di jantung sistem Hak Cipta dan memungkinkan pengembang dan kreator AI membangun rezim lisensi yang adil, untuk mengamankan masa depan konten yang diciptakan manusia,” tutup surat yang dilayangkan kepada Keir Starmer.
Deretan Musisi Inggris yang Angkat Suara Terkait Ancaman AI
Musisi pertama dari Inggris yang angkat suara terkait ancaman AI terhadap Hak Cipta dan masa depan industri kreatif adalah Paul McCartney. Bassis dari band legendaris The Beatles itu menyatakan rasa prihatinnya terhadap pencipta musik atau komposer yang karya musiknya bisa diambil tanpa izin.
“Mereka menulis lagu yang indah, tapi tidak punya Hak Cipta. Siapa saja bisa menyalinnya begitu saja,” ujar McCartney pada Januari lalu.
McCartney juga dengan tegas menuntut pemerintah Inggris untuk melindungi para pelaku industri kreatif di Inggris dari ancaman AI.
“Kami rakyat, Anda pemerintah! Lindungi kami. Itu tugas Anda," tegas Paul McCartney.
Elton John juga turut menyuarakan kekhawatiran yang sama dengan bassis The Beatles tersebut. Menurutnya, perusahaan AI kini bergerak cepat untuk menguasai sistem Hak Cipta tradisional demi keuntungan mereka.
“Ini memberi akses gratis ke karya seniman untuk melatih AI yang bisa menciptakan musik tandingan. Ini jelas mengancam penghidupan para seniman muda,” ungkap Elton.
Gitaris band Led Zeppelin, Jimmy Page, juga mengecam praktik eksploitasi AI terhadap karya kreatif.
“Ketika AI memanfaatkan kreativitas manusia tanpa izin, atribusi, atau kompensasi, itu bukan inovasi, melainkan eksploitasi,” tutur Jimmy Page.
Terakhir, gitaris dari band Queen, Brian May juga berpendapat bahwa ketakutan yang dikhawatirkannya tentang AI sudah terlambat dan semakin sulit untuk dicegah pada saat ini.
“Ketakutan saya, sudah terlambat. Pencurian ini telah dilakukan dan tak bisa dihentikan. Masa depan sudah berubah selamanya," tutup Brian May.
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News