Dadendate adalah seni musik dan bertutur dari desa Taripa, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Seni musik ini diwariskan turun-temurun selama ratusan tahun oleh suku Kaili.
Secara harfiah, dadendate berarti "nyanyian panjang". Awalnya, dadendate disenandungkan oleh mereka yang berlayar mencari ikan untuk mengekspresikan rasa rindu pada keluarga, juga oleh masyarakat yang berjaga-jaga di malam hari.
Dalam perkembangannya, musik tutur ini menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat Taripa. Dadendate kerap menjadi bagian dari pesta pernikahan, sang penyanyi secara spontan menuturkan hal-hal terkait pernikahan, pasangan mempelai, nasihat, dan lain-lain.
"Buat saya yang sangat spesial adalah musik dadendate dari Sulawesi Tengah, dari Kerajaan Donggala, sebuah musik tradisi yang sudah ratusan tahun dan hampir hilang, Hanya bisa dimainkan oleh orang-orang tua dan saya bawa cukup lumayan susah dari tengah desa di Donggala itu. Enggak akan nyesel dengar musik ini," kata Direktur dan Founder Indonesia Music Expo, Franky Raden, kepada Medcom.id
Sejak era 1970-an musik dadendate kian pudar karena tak lagi menarik di mata para pemuda. Dianggap usang dan perlahan ditinggalkan.
"Dulu dadendate hanya sekadar hiburan, kami orang Kaili, musik kecapi dan mbasi-mbasi (suling bambu) waktu berjaga-jaga jagung di ladang."
"Kami menyanyikan apa saja, semisal diundang di acara perkawinan, kami bertutur tentang perkawinan, dari lamaran sampai hari pernikahan. Itu mengapa nyanyian panjang. Semisal di acara duka, kami bercerita dari awal sakit, apakah almarhum pernah diobati, atau pernah ke dukun, itu semua diceritakan," kata Usman Lajanjah, pewaris musik dadendate yang kini berusia 66 tahun, usai tampil di IMEX 2022, pada Jumat, 25 Maret 2022.
Secara geografis, desa Taripa berjarak 79 kilometer dari Kabupaten Donggala, dan terhimpit dua gunung. Keunikan dandedate yang membuat musik ini sulit dimainkan oleh orang awam adalah kecapi yang berbeda dan juga penyanyi yang menggunakan bahasa Kaili.
Para seniman dandedate membuat sendiri instrumen mereka, termasuk suling bambu yang mereka sebut mbasi-mbasi. Secara umum dandedate dimainkan lebih dari lima orang, dua orang bermain kecapi dua senar, mbasi-mbasi satu, dan penyanyi bisa sampai empat orang.
Menanggapi soal dandedate yang semakin jarang dimainkan orang-orang di Taripa, Usman mengaku masih berjuang keras agar dandedate lestari.
"Apa betul dandedante punah? Itu perkiraan orang-orang, tapi kalau untuk saya sendiri dandedate tidak akan punah karena saya akan mempertahankan," kata Usman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News