"Kehadiran CSD menjadi penting sebagai pengingat sekaligus perekam zaman demi mengenalkan keberadaan kaset kepada generasi sekarang dan masa depan," ujar Koordinator Acara CSD Jakarta 2019, Satria Ramadhan, pada keterangan pers.
Sampai sekarang masih ditemukan banyak penikmat musik yang masih mengincar rilisan fisik berupa kaset sebagai benda koleksi. Sedangkan dari pihak musisi, sebagian dari mereka memilih untuk merilis kaset di luar periode gelaran CSD.
"Penyelenggaraan ini pun turut memengaruhi minat dengar musik publik terhadap karya musisi lokal," kata Satria.
Tahun ini, sedikitnya ada 9 rilisan khusus yang sudah terdaftar di CSD Jakarta, sementara yang lainnya menyusul. Rilisan yang tak boleh terlewatkan adalah Jessla, Tanayu, proyek kolaborasi Rumahsakit dengan Adinda Thomas, membawakan dua lagu lama Rumahsakit dan proyek kolaborasi Harlan Boer bersama Bangkutaman.
Selain itu, label independen asal Tangerang, Langen Srawa Records juga mengeluarkan rilisan spesial yaitu Kebisingan Pancaroba yang Merongrong karya Jimi Jazz dan EP Monkey to Millionaire karya Monkey to Millionaire.
Kali ini, CSD juga akan menghadirkan sesi diskusi dan penampilan dari komunitas Indomodular yang akan mempraktikkan karya modularnya melalui output pita kaset.
Satria juga menjelaskan bahwa dengan adanya gelaran ini, para musisi dan pendengar musik diharapkan masih tetap respect terharap rilisan kaset walaupun pihak yang merilis dan pemilik pemutar kaset semakin jarang ditemui.
Sebelumnya, tahun kemarin Cassette Store Day Jakarta digelar di Kios Ojo Keos, Cilandak, Jakarta Selatan yang merupakan toko milik band Efek Rumah Kaca. Acara yang dihelat 13 Oktober 2018 itu dihadiri oleh Seperti Sentimental Moods, MORFEM, Sajama Cut, thedyingsirens, Irwin Ardy, Glaskaca dan masih banyak musisi lokal lainnya.

(Azhar Bagas Ramadhan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News