Rapper Asal Iran Toomaj Salehi (Foto: instagram)
Rapper Asal Iran Toomaj Salehi (Foto: instagram)

Rapper Asal Iran Toomaj Salehi Dihukum Mati karena Kritik Pemerintah

Medcom • 01 Mei 2024 13:27
Jakarta: Rapper asal Iran bernama Toomaj Salehi divonis hukuman mati karena karya musiknya yang mengkritik pemerintah. Vonis tersebut justru memicu protes internasional dan merusak upaya Iran untuk mengeksploitasi tindakan keras terhadap kerusuhan di kampus-kampus Amerika Serikat (AS) di Gaza sebagai pelanggaran hak asasi manusia.
 
Banyak orang yang akhirnya membela Toomaj Salehi dengan menggelar demo di Amerika, Kanada hingga Eropa. Bahkan ia juga mendapatkan dukungan dari para musisi kondang Amerika dan kelompok hak asasi manusia.
 
Tidak hanya itu, puluhan tahanan politik di penjara Iran juga mengeluarkan pernyataan jika vonis hukuman mati tersebut adalah puncak dari pelanggaran hak asasi manusia paling berat di Iran.

Sebagai informasi, sejak Toomaj Salehi dikenal banyak orang, ia dikenal sebagai rapper yang mempunyai keberanian dan tekadnya untuk membantu menyatukan gerakan Perempuan, Kehidupan, dan Kebebasan Iran.
 

baca juga: Musik Berperan Penting dalam Membela Rakyat Palestina


 
Melalui karyanya, awalnya ia mulai mengkritik pemerintah usai melayangkan protes atas kematian Jina 'Mahsa' Amini. Mahsa sendiri adalah perempuan Iran Kurdish yang mendapat perlakuan kasar hingga meninggal dunia. Katanya kasus itu dilakukan oleh polisi Iran hanya karena Mahsa menggunakan penutup kepala dengan longgar.
 
Namun dari karyanya tersebut, kemudian Toomaj Salehi ditangkap pada Oktober 2022 setelah membuat pernyataan publik untuk mendukung protes nasional yang disebabkan oleh kematian Mahsa dalam tahanan polisi.
 
Kemudian pada bulan November tahun lalu, setelah lebih dari satu tahun dipenjara di dalam sel isolasi, mahkamah agung membebaskannya dengan jaminan karena kesalahan teknis dalam hukumannya.
 
Setelah dibebaskan selama dua minggu, ia kembali ditahan lantaran ia telah merekam sebuah lagu di luar penjara tempat dia ditahan. Dalam lagunya tersebut ia mengungkapkan bahwa dia telah disiksa di penjara termasuk melalui suntikan adrenalin.
 
Pengadilan kembali menaikkan hukumannya menjadi hukuman mati. Hukuman tersebut adalah sebagai keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dari vonis tersebut, ia diberi waktu 20 hari untuk mengajukan banding.
 
Sementara itu, pers Iran terus memantau kerusuhan kampus di AS dan Perancis, termasuk laporan bahwa 900 mahasiswa Amerika telah ditahan pada bulan April. Dalam sebuah demo demi mendukung Toomaj Salehi tersebut pun turut mengantarkan berbagai protes dari banyak orang.
 
“Lihat apa yang terjadi di dunia. Di negara-negara barat, di Inggris dan Perancis, dan di negara-negara lain di Amerika Serikat, banyak orang yang keluar untuk meneriakkan slogan-slogan menentang Israel dan Amerika. Reputasi AS dan Israel telah hancur. Mereka benar-benar tidak punya solusi.” ujar salah satu pemrotes.
 
Tidak hanya masyarakat biasa yang rela membela Toomaj Salehi, beberapa publik figur pun rela turun ke jalan demi membela hak asasi manusia.
 
“Ada orang-orang di luar Iran di kota ini yang takut untuk berbicara dan Toomaj membicarakan mereka di dalam. Bakat dan empati serta kesadaran sosialnya sulit untuk disangkal dan keberaniannya sulit dipercaya serta keberaniannya menular.” ujar Kaveh Shahrooz, aktivis Kanada di Toronto.
 
(Zein Zahiratul Fauziyyah)
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan