Lagu ini mengangkat perasaan rindu dan perjuangan seseorang yang jauh dari kampung halaman. Sebagai perantau, Mitty dan Fanny memahami betapa sulitnya menghadapi jarak, kesibukan, serta berbagai tantangan yang membuat seseorang tidak bisa pulang dengan mudah.
Bagi banyak perantau, rumah selalu menjadi tempat yang dirindukan. Aroma masakan ibu, momen kebersamaan saat sahur dan berbuka puasa, hingga sekadar obrolan hangat di ruang keluarga sering kali membangkitkan kenangan.
Sayangnya, tak semua orang bisa pulang dengan mudah. Jarak, kesibukan, dan faktor ekonomi menjadi tantangan yang harus dihadapi.
baca juga: |
Mitty Zasia sendiri sudah merantau sejak 2014 dari kampung halamannya di Kotamobagu, Sulawesi Utara, untuk mengejar impian. Ia mengakui bahwa jauh dari keluarga bukanlah hal yang mudah. Kesepian, tekanan, dan tantangan hidup harus dihadapinya sendiri.
"Dulu aku anak yang manja, selalu dimanja oleh orang tua. Tapi ternyata, aku bisa bertahan sejauh ini di perantauan. Aku sadar bahwa aku jauh lebih kuat dari yang aku kira," ungkap Mitty dari siaran pers yang diterima Medcom.id.
Pengalaman ini kemudian ia tuangkan dalam lagu “Untuk Perempuanku Di Cermin”, yang menjadi single kedua dari album Nanti Malam Ku Pikir Lagi yang dirilis pada Oktober 2024.
Lagu ini bukan hanya sekadar ungkapan rindu, tetapi juga pesan untuk mengingatkan bahwa tidak apa-apa merasa lelah dan ingin menangis.
"Aku tulis lagu ini agar ketika aku atau perempuan lain merasa lelah, kita tahu bahwa kita tidak sendirian. Capek nggak apa-apa, nangis juga nggak apa-apa. Yang penting, kita tetap bertahan dan ada untuk diri sendiri sampai hari ini," jelas Mitty.
Untuk memperkenalkan lagu ini, Mitty dan Fanny Soegi juga merilis video lirik serta sesi live performance di kanal YouTube Mitty Zasia.
Live session tersebut direkam di Studio Kuaetnika, Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Yogyakarta, dengan melibatkan musisi Ronie Udara serta tim visual dari GAS!.
Fanny Soegi, yang juga perantau, merasa terhubung dengan lagu ini. Ia dipilih sebagai kolaborator setelah Mitty mendengar kisahnya dalam sebuah podcast.
"Merantau itu tidak melulu tentang kesedihan. Justru, aku menemukan banyak orang baik yang saling menguatkan," kata Fanny.
Baginya, “Untuk Perempuanku Di Cermin” adalah lagu yang mengandung pesan kuat bagi perempuan yang berani keluar dari zona nyamannya.
"Lagu ini mengingatkan bahwa perantauan bukan hanya tentang rindu dan kesepian, tetapi juga tentang menemukan cinta dari diri sendiri dan orang-orang yang menguatkan kita. Peluk erat," tutup Fanny.
(Nithania Septianingsih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News