Single ini melanjutkan langkah musikal Ei setelah merilis "Nothing Left for You" pada Oktober 2025, sekaligus memperlihatkan perkembangan emosi dan kedewasaan artistik yang semakin kuat dalam perjalanan kariernya.
Melalui "Shooting Star", Ei memilih jalur pop ballad yang tenang namun penuh muatan perasaan. Lagu ini menyoroti tema kehilangan yang belum sepenuhnya usai, tentang seseorang yang terus mengulang rutinitas di tempat dan waktu yang sama, dengan sisa harapan bahwa keajaiban masih mungkin terjadi.
"Shooting Star itu semacam percakapan batin yang enggak pernah sempat tersampaikan. Ada banyak hal yang pengen aku bilang, tapi akhirnya cuma bisa aku tulis,” kata Ei.
Dalam proses produksinya, Ei menggandeng sejumlah nama yang berpengaruh di industri musik Tanah Air. Bowo Soulmate dipercaya sebagai Vocal Director, sementara Ankadiov dan Andreas Arianto bertindak sebagai produser yang mengawal arah musikal lagu ini.
"Kami sepakat buat ngejaga lagu ini tetap intimate. Enggak usah terlalu banyak layer, biar emosinya kedengeran apa adanya. Itu tantangan sekaligus keindahannya,” ujar Ei.
Hasil kolaborasi tersebut menghadirkan lanskap suara yang bersih dan tenang. Aransemen yang sederhana justru memberi ruang bagi vokal Ei untuk bersinar, sekaligus mempertahankan kesan rapuh yang menjadi kekuatan utama lagu.
Bernama lengkap Eileen Pandjaitan, musisi kelahiran 24 April 2003 ini telah menunjukkan bakat dan minat bermusiknya sejak usia belia. Karier profesionalnya dimulai di usia 17 tahun ketika ia merilis lagu ciptaannya sendiri.
Single “May, Halfway” hasil kolaborasi dengan Mario Ginanjar vokalis Kahitna menjadi salah satu turning point dalam kariernya sekaligus memperkenalkannya sebagai musisi muda yang memiliki kedalaman rasa dan storytelling yang kuat.
Saat ini Ei sedang menjalani pendidikan di Berklee College of Music, Massachusetts, setelah menerima scholarship pada tahun 2022. Sejak itu, ia telah tampil di berbagai panggung bergengsi seperti House of Blues, Longy School of Music, Boston College, dan festival komunitas Indonesia di Amerika.
Sebagai singer-songwriter, Ei dikenal dengan proses kreatifnya yang sangat personal. Bagi Ei, menulis lagu menjadi cara untuk memahami rasa sakit sekaligus belajar berdamai dengan keadaan.
"Bisa dibilang aku tuh introvert, jadi musik itu jadi tempat paling aman buat cerita. Kalau aku duduk sama piano, biasanya semua rasa ya mengalir keluar sendiri," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News