Ndarboy Genk (Foto: Spotify)
Ndarboy Genk (Foto: Spotify)

Ndarboy Genk: Dulu Anak Muda Malu Membawakan Dangdut

Agustinus Shindu Alpito • 12 Oktober 2022 13:22
Jakarta: Musisi campursari asal Yogyakarta, Ndarboy Genk, dikenal sebagai salah satu gelombang baru musisi muda yang mengedepankan identitas kearifan lokal dalam berkarya. Ndarboy Genk sukses dalam skala nasional lewat lagu-lagu berbahasa Jawa. Menurutnya, apa yang dia tuai hari ini adalah perjalanan panjang dari apa yang sudah dia rintis sejak duduk di bangku SMP.
 
"Di dalam campursari banyak menggunakan instrumen tradisi, seperti angklung saron, dan lain-lain. Itu sudah mewakili kejujuran dalam bermusik. Kita melestarikan, dan itu termasuk kejujuran, kami tidak malu dengan musik daerah," kata Ndarboy dalam acara Spotify Identitasku, yang digelar di kawasan SCBD, Jakarta Pusat, pada Selasa, 11 Oktober 2022.
 
Lebih lanjut Ndarboy bercerita bahwa popularitas campursari dan pop berhasa Jawa hari ini tidak lepas dari apa yang telah dirintis oleh seniman tradisi terdahulu. 

"Almarhum Didi Kempot, Pak Manthous, Sundari Soekotjo, bukan saja seniman musik tetapi pejuang. Kami bisa sampai di titik ini karena perjuangan beliau-beliau. Semakin banyak anak-anak SMP dan SMA yang sudah ingin membawakan campursari atau dangdut, dulu jadi penyanyi dangdut itu malu. Dulu saya 2013 nyanyi dangdut ditimpuki, karena penonton ingin lihatnya biduan yang seksi. Sekarang, biduan seksi di depan, biduan laki-laki di belakang (dalam urutan tampil)," imbuh Ndarboy.
 
Ndarboy sendiri mengembangkan campursari dengan formulanya sendiri. Hal itu dilakukan karena referensi musik lain yang disukai Ndarboy.
 
"Saya sendiri mendengarkan slow rock, british, dalam musik saya memberi sentuhan itu. Itu bentuk kejujuran saya. Orang tetap mendengarkan itu campursari, padahal kami memikirkan formula musikalitasnya," tutup Ndarboy.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan