Foto: afr.com
Foto: afr.com

Bocoran Kontrak Sony dan Spotify Ungkap Seluk-beluk Layanan Streaming

Adi Waluyo • 20 Mei 2015 22:50
medcom.id, Los Angeles: Perusahaan rekaman dan layanan musik streaming telah menghabiskan banyak waktu memperdebatkan pembagian keuntungan dari jasa streaming musik.
 
Tapi hingga kini, belum jelas siapa yang akhirnya memperoleh 'jerami terpendek' (yang kalah)...selain seniman, yang dalam banyak kasus paling sering dirugikan.
 
Apa yang sesungguhnya terjadi di belakang meja para direktur industri musik? Ada apa di balik hingar-bingar gemerlap panggung dunia hiburan? Itulah yang menjadi tanda tanya besar yang belum bisa terjawab hingga kini.

Belum lama ini, portal berita The Verge mendapat bocoran informasi yang mungkin bisa memberikan sedikit gambaran, sebuah dokumen tahun 2011 yang berisi kontrak Sony Music Entertainment dengan Spotify.
 
Dalam kesepakatan yang berlaku selama dua tahun tersebut, termuat klausul yang meminta Spotify membayar Sony Music uang sebesar USD42,5 juta di setiap awal tahun sebagai dana advance.
 
Dan tercantum pula pasal "Most Favored Nation" yang berarti bahwa Sony akan selalu mendapatkan advance rates sebesar apapun yang diterima label pesaingnya. Tak sepeser pun pun dari uang ini yang mungkin telah sampai kepada musisinya sendiri - sumber mengatakan, bahwa dana advance biasanya langsung melayang ke perusahaan rekaman.
 
Keuntungan Sony yang diambil dari lagu-lagu yang dirilis di bawah naungannya lebih kompleks lagi. Sony tak hanya mendapat bagian keuntungan yang bergantung pada persentase keseluruhan dari streaming, tetapi juga mendapat per-stream cut yang besarnya tergantung pada apakah royalti dari pengguna jasa streaming gratis maupun berbayar lebih tinggi dari bagi hasil yang telah diperoleh Sony. 
 
Selain itu, Spotify juga memberikan Sony spot iklan senilai USD9 juta yang bisa dijual, jika Sony tak ingin memasang iklan di Spotify.
 
Lantas apa keuntungan Spotify? Spotify telah lama menegaskan bahwa mereka hanya mengambil 30 persen dari total pendapatan kotor, tapi dalam kontrak tersebut juga menambahkan, bahwa Spotify bisa mengambil 15 persen dari pendapatan iklan pihak ketiga. 
 
Seberapa besar yang diperoleh Spotify dari iklan akan sangat tergantung pada berapa banyak pihak luar yang terlibat.
 
Misteri yang sesungguhnya adalah pembayaran yang diterima musisi atas jerih payah dan bakat mereka. Ternyata besarnya pendapatan musisi dari layanan streaming lebih dipengaruhi oleh kontrak individual mereka dengan Sony ketimbang dengan Spotify. 
 
Menurut The Verge, "Beberapa musisi memiliki klausul dalam kontrak mereka untuk mendapatkan bagian yang lebih besar dari pendapatan streaming, dan beberapa musisi yang masih terikat di bawah kontrak penjualan CD - hanya mendapatkan 15-20 persen dari pendapatan streaming." 
 
Jika kesepakatan seperti ini juga berlaku antara Spotify dengan label-label rekaman yang lain, tampaknya perusahaan rekaman lah yang paling diuntungkan dari munculnya layanan streaming. (The Verge)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AWP)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan