Layanan Spotify akan segera tersedia di Indonesia.
Layanan Spotify akan segera tersedia di Indonesia.

Liputan Khusus

Layanan Streaming Bukan Musuh Artis

Agustinus Shindu Alpito • 27 Februari 2015 22:36
medcom.id, Jakarta: Sudah jadi rahasia umum bahwa masalah perusahaan rekaman adalah penjualan fisik yang lesu - jika tidak ingin disebut sekarat. Mau tidak mau, perusahaan rekaman harus mengikuti tren, segalanya pun dicoba.
 
Di tengah upaya mencari arah yang ideal, seperti dengan mengandalkan penjualan musik format digital via toko musik maya, seperti iTunes, perusahaan rekaman semakin terdesak oleh satu persoalan klise, pembajakan. Era digital semakin membuat gerak pembajakan musik semakin muslihat. Semakin membuat mereka yang berada di dalam industri ini keteteran.
 
Di tengah masalah itu, muncul sebuah alternatif baru, layanan musik streaming. Konsepnya sederhana, pendengar cukup mengunduh aplikasi penyedia layanan di ponsel pintarnya atau mengakses melalui internet. Kemudian, mereka membayar iuran bulanan dan kemudian bebas mendengarkan puluhan juta lagu. Artinya, kita tak perlu mengunduh lagu per lagu lagi.

“Di Indonesia sebenarnya baru 2 tahun terakhir dibanjiri layanan streaming. Seperti yang kita tahu, ada Melon, ada Deezer, ada Rdio, dan paling populer itu Spotify dari Swedia. Tapi, sampai sekarang Spotify belum masuk ke Indonesia,” kata Wendi Putranto, pengamat dan jurnalis musik, kepada Metrotvnews.com, beberapa waktu lalu.
 
“Jadi, layanan streaming musik itu kita tidak download secara utuh. Tidak membeli musik per singel-nya, tapi kita berlangganan untuk bisa menggunakan dan mendengarkan berjuta-juta lagu dalam katalog streaming tersebut selama satu bulan,” lanjut Wendi
 
Meski nampak seperti ladang hijau di tengah gurun tandus, tidak semua setuju dengan konsep yang ditawarkan layanan streaming. Taylor Swift, misalnya, merasa sistem layanan streaming Spotify tak matang dan mengorbankan pencipta lagu dan juga penyanyi.
 
Layanan Streaming Bukan Musuh Artis Layanan Streaming Bukan Musuh Artis
Taylor Swift (Reuters)

"Musik berubah begitu cepat dan latar belakang dari industri musik itu sendiri juga berubah dan semua baru, seperti Spotify, rasanya seperti sebuah uji coba yang besar. Saya tidak ingin karya saya terlibat dalam sebuah uji coba, yang menurut saya tidak adil dalam memperlakukan penulis lagu, produser, musisi, dan pencipta musik," kata Swift dalam wawancaranya dengan The Hollywood Reporter, pada pekan kedua Desember 2014.
 
Dua sisi layanan streaming ini memang seperti transformasi yang setengah matang. Bukan tidak mungkin, banyak musisi yang mengikuti jejak Taylor Swift jika para penyedia layanan ini tidak mampu mencari jalan tengah yang mampu menguntungkan semua pihak.
 
Wendi melihat, kehadiran layanan streaming sebenarnya bukan ancaman buat para artis. Mereka justru akan diuntungkan saat makin banyak orang menyadari bahwa beralih ke streaming jauh lebih mudah dan murah dibanding mengunduh lagu secara ilegal.
 
“Ini bukan ancaman, tapi peluang dari hilangnya penjualan musik fisik. Bisa dibilang potensi kemajuan industri musik,” kata Wendi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan