Sejak wabah korona masuk ke Indonesia pada Maret 2020, band Padi Reborn praktis tidak lagi manggung. Konser musik yang menghadirkan banyak orang tidak memungkinkan lagi digelar karena berisiko menjadi arena penularan virus covid-19.
Situasi tersebut dialami hampir seluruh musisi di Indonesia dan para pekerja di dalamnya. Piyu pun membandingkan kondisi saat ini dengan krisis 1998 di mana industri hiburan saat itu masih mampu bertahan dari badai.
"Pandemi banyak berpengaruh di sektor musik. Industri musik paling tidak siap menghadapi ini. Dulu ada krisis politik di 1998, dunia hiburan masih bertahan. Tapi sekarang industri hiburan kena dampak yang luar biasa," kata Piyu dalam jumpa pers virtual, Jumat (10/7/2020).
Di tengah krisis yang ada, banyak digelar konser virtual sebagai siasat agar industri musik tetap menggeliat. Namun, Piyu merasa konser virtual belum bisa maksimal di Indonesia karena banyak faktor.
"Kemarin coba ikuti mau bikin konser virtual. Tapi tidak mudah. Infrastruktur kita belum siap, jaringan, teknologinya juga. Kemarin sudah mencoba beberapa kali dengan platform beda, tapi belum maksimal," ucap Piyu.
Untungnya, kaya Piyu, situasi serbasulit itu membuat personel Padi Reborn menjadi kreatif. Mereka menjadi pembawa acara dalam program Padi Reborn – Sang Penghibur di salah stasiun televisi.
"Tapi karena pandemi jadi kreatif, jadi selalu berpikir apa yang harus kami lakukan. Ini butuh energi dan pemikiran dan persiapan yang sangat detail. Kami bersyukur akhirnya bisa fokus ke program ini. Acara ini masih bayi yang harus kita rawat dan jaga," kata Piyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News